Bisnis.com, JAKARTA - Startup sektor logistik terus berusaha melebarkan layanannya dengan masuk ke dalam sistem transaksi e-commerce. Kendati demikian, para perusahaan tersebut dituntut memperbaiki sistem layanannya agar menjadi pilihan utama pengguna e-commerce.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut startup logistik kebanyakan menggandeng sektor e-commerce.
"Trafik yang terjadi dari pembelian e-commerce diintegrasikan ke layanan logistik mengacu ke sistem pelacakan pengiriman yang bisa dilihat oleh pembeli dan rekan kerja logistik," ujarnya, Selasa (9/11/2021).
Menurutnya, tren yang terjadi saat ini adalah masuknya startup logistik ke dalam sistem aplikasi e-commerce sebagai penyedia layanan pengiriman dengan berbagai jenis paket yang dapat disesuaikan. Tren itu disebut akan terus berkembang sejalan dengan tumbuhnya ekosistem e-commerce.
Dia mengatakan langkah tersebut tepat karena memudahkan konsumen dalam bertransaksi. Selain itu, kolaborasi tersebut dapat memberi keuntungan pada semua pihak baik e-commerce, startup logistik, maupun konsumen.
Namun, lanjutnya, konsumen cenderung memilih layanan logistik yang memilki rekam jejak menjanjikan dalam mengirim barang termasuk harga, kecepatan, dan kemananan. Startup logistik tetap perlu bersaing dengan sesamanya untuk dapat menjadi pilihan utama konsumen e-commerce.
Edward menuturkan ekosistem logistik di Indonesia masih memiliki tantangan terkait dengan luas wilayah Indonesia dan moda transportasi antar pulau yang dapat menjangkau berbagai medan.
"Selanjutnya ke depan inovasi di infrastruktur transportasi, automation pergudangan maupun sistem logistik dan sistem manajemen warehouse makin dibutuhkan," ujarnya.