Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi memaksa startup sektor co-working space untuk mampu beradaptasi dengan strategi dan layanan yang lebih sesuai. Sejumlah perusahaan memilih untuk kolaborasi dan mengedepankan layanan berbasis teknologi.
CEO Ngalup.co Andina Paramitha mengatakan selama pandemi startup sektor ini mengalami penuruan aktivitas dan pendapatan.
"Selama ini co-working space juga harus mengikuti aturan dari pemerintah, terutama saat terjadi lonjakan kasus yang mewajibkan co-working harus tutup sampai penurunan level. Sehingga yang biasanya bisa menyediakan kapasitas full sekarang harus dikurangi sampai 50 persen di harga yang sama karena operasional tetep berjalan full," ujarnya saat dihubungi secara daring, Senin (8/11/2021).
Menurutnya, penawaran harga terkadang menjadi tantangan karena dengan harga yang sama konsumen hanya mendapatkan separuh dari keseluruhan kapasitas. Di sisi lain para pebisnis dipaksa untuk menekan pengeluaran seefesien mungkin.
Andina mengatakan saat ini banyak konsumen memutuskan untuk bekerja dari rumah masing-masing. Menyikapi hal itu, adaptasi terus diupayakan oleh co-working space dengan tetap memfasilitasi konsumen terutama startup untuk berjejaring melalui layanan digital.
Bagi Andin, di satu sisi keadaan tersebut membuat ruang gerak perusahaan terbatasi secara virtual, tetapi di sisi lain dapat lebih fleksibel menjangkau mitra atau konsumen yang sebelumnya hanya bisa ditemui secara langsung.
Andin yang juga menjabat Kepala Divisi Komunikasi Asosiasi Coworking Indonesia tersebut mengatakan beberapa co-working space harus mencari alternatif bisnis atau menerapkan pivot menjadi inkubator, event organizer, penyedia virtual office, sewa studio podcast, dan studio kreatif untuk umkm.
Namun, ia mengatakan ada banyak kemungkinan yang dapat dilakukan terkait pemulihan dan ekspansi co-working space, salah satunya menjadi media kolaborasi antarstartup dan berbagai lini bisnis. Peluang tersebut dapat dilakukan karena umumnya startup co-working space menjadi tempat bertemunya UMKM sekitar dan startup di entry level.
Perempuan yang kerap disapa Andin tersebut mengatakan para operator co-working space juga menjalankan alternatif bisnis di luar lingkup sewa ruang kerja, yaitu dengan aktif menjalankan kolaborasi program dengan pemerintah, brand nasional, dan akademisi.
Ia melanjutkan, salah satu upaya yang ditempuh sebagai strategi bertahan untuk mendapatkan pemasukan adalah aktif mendukung program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, hal. Di sisi lain para operator co-working juga menggunakan dana cadangan perusahaan untuk berinvestasi di sektor bisnis lainnya.
Menurut Andina kolaborasi dengan sektor lain dapat mempercepat pemulihan co-working space pascapandemi. Para startup co-working space dapat merangkul banyak sektor seperti media, industri, komunitas, maupun bisnis hospitality seperti hotel dan venue yang terdampak pandemi.