Pemerintah Perlu Antisipasi Penumpukan Kabel Bawah Laut Internasional

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 8 November 2021 | 17:25 WIB
Ilustrasi SKKL yang akan dibangun konsorsium Facebook-Google./istimewa
Ilustrasi SKKL yang akan dibangun konsorsium Facebook-Google./istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta untuk menganalisis kehadiran Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) yang akan hadir di Indonesia, termasuk SKKL milik Hawaiki - Moratelindo. 

SKKL yang ada saat ini cenderung tumpang tindih dan masuk dari gerbang yang sama. Hal ini pun membuka risiko terjadi kerapuhan jaringan jika terjadi bencana satu titik. 

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan pemerintah perlu menganalisis banyaknya SKKL yang hadir di Tanah Air. Beberapa SKKL, menurutnya, berada di jalur yang sama sehingga manfaat yang diberikan kurang optimal. 

Heru mengusulkan agar pemerintah mengatur SKKL tersebut agar ketangguhan jaringan internet yang menghubungkan Indonesia dengan luar negeri makin baik. 

“Jangan sampai kita hanya sebagai negara numpang lewat saja dan tidak dapat benefit apa-apa. Sebab, beberapa kan jalurnya sama,” kata Heru, Senin (8/11/2021). 

Di samping itu, kata Heru, seharusnya pemerintah juga memiliki batasan yang jelas mengenai penetrasi SKKL internasional. SKKL yang menghubungkan lintas negara seharusnya hanya diperbolehkan masuk hingga gerbang masuk Indonesia. Gerbang untuk masuk pun dibatasi, SKKL hanya terbuka untuk daerah-daerah yang selama ini belum ada jalur SKKL. 

“Hanya dibuka untuk pintu masuk ke jalur internasional yang belum ada. Seperti ke Singapura, Malaysia, Australia kan karena sudah banyak,” kata Heru. 

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan selama ini SKKL yang terhubung dengan Amerika Serikat cenderung melewati Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang, dan Amerika Serikat. 

SKKL Hawaiki - Moratelindo termasuk rute baru. SKKL tersebut melewati Singapura, Indonesia, Australia dan Amerika Serikat sehingga melengkapi jaringan SKKL yang sudah ada. 

Ian juga melihat dengan membangun sendiri SKKL, Moratelindo memiliki beberapa jaringan inti yang nantinya bisa digunakan oleh perusahaan penyedia internet lainnya. 

“Dengan membangun sendiri maka akan memiliki beberapa core dan bisa menjadi pemain IP Transit,” kata Ian. 

Sekadar informasi, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) dan Hawaiki bakal bekerjasama membangun SKKL Hawaiki Nui yang memiliki panjang 22.000 kilometer. 

Pengembangan SKKL tersebut diperkirakan bakal memakan dana sekitar US$880 juta atau sekitar Rp12,6 triliun. Pembangunan direncanakan rampung pada 2025. 

SKKL Hawaiki Nui akan menambah SKKL Internasional yang terhubung ke Indonesia hingga 2025. Selain Hawaiki Nui, akan ada SKKL Bifrost dan Echo, yang langsung menghubungkan Indonesia dengan Amerika Serikat. 

Kedua SKKL memiliki panjang 15.000 kilometer dan ditargetkan beroperasi pada 2023 untuk Echo dan 2024 untuk Bifrost. 

Echo merupakan SKKL yang dibangun oleh Facebook, Alphabet Google dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). Sementara Bifrost adalah SKKL dibangun oleh Telkom, Facebook dan Keppel Telecomunications & Transportation Limited.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper