IPCIC Hasilkan 11 Kemitraan untuk Pengelolaan Sampah Plastik

Ahmad Thovan Sugandi
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 21:22 WIB
Ilustrasi. Sampah plastik yang menutupi Sungai Citepus, Bandung, Jabar./ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi
Ilustrasi. Sampah plastik yang menutupi Sungai Citepus, Bandung, Jabar./ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) menghasilkan 11 kemitraan yang terbentuk antarpeserta program tersebut, serta antara peserta dan pemangku kepentingan utama pengelolaan sampah di Indonesia.

IPCIC sendiri dilaksanakan selama 4 bulan, dan merupakan kegiatan hasil kerja sama antara Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), World Economic Forum, UpLink, Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA).

Manajer Program OPPA Duala Oktoriani mengatakan bahwa setidaknya ada 12 inovator lokal dan internasional yang telah menjalani pelatihan, pendampingan, dan pembangunan kemitraan.

Kemitraan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik dengan mengoptimalkan penghidupan, transparansi, kapasitas, serta peran sektor informal di Indonesia.

“Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah, dan berkontribusi terhadap pengurangan 70 persen sampah plastik di 2025,” ujar Duala, dikutip Sabtu (30/10/2021).

Lebih dari 52 perwakilan perusahaan, penyedia modal, dan organisasi menghadiri IPCIC Showcase Fest, acara pitching virtual pada 20–22 Oktober 2021 yang diadakan untuk menampilkan solusi dari para inovator kepada calon mitra atau investor.

Manajer NPAP Hidayah Hamzah menyebut, IPCIC Showcase Fest adalah gagasan yang bagus untuk menghubungkan para inovator dengan para pemain kunci dalam inisiatif pengurangan sampah plastik.

“Kami berharap lebih banyak kemitraan akan terjadi di masa depan,” katanya.

Demi mempercepat solusi di lapangan, kata dia, inovator terpilih akan didukung dengan hibah total US$45,000. Inovator yang terpilih adalah Duitin, Empower, Griya Luhu, Plastic Bank, Rekosistem, dan The Kabadiwala.

Sementara itu, Chief Sustainability Officer Indorama Ventures Yash Lohia mengaku turut bangga dapat mendukung IPCIC dan para inovator dalam membangun ekonomi sirkular masa depan, serta belajar langsung dari para ahli.

Pihaknya berharap, program tersebut akan menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi sirkular di Indonesia, dan mempromosikan manfaat dari penggunaan produk daur ulang.

Di sisi lain krisis polusi plastik di Indonesia tetap menjadi tantangan, terbukti dengan prediksi peningkatan 30 persen sampah plastik ke saluran air dari 620.000 ton per tahun pada 2017 menjadi sekitar 780.000 ton per tahun di 2025.

Berikut 11 kemitraan yang terbentuk selama program tersebut:

  1. Duitin - Griya Luhu: Menghubungkan Duitin pickers ke bank sampah Griya Luhu.
  2. Duitin - LPBI NU: Pengelolaan sampah untuk komunitas LPBI NU dan insentif akan disumbangkan kembali ke masjid.
  3. Duitin - Sampangan - Softex Kimberly Clark: Pengelolaan limbah popok dan pembalut.
  4. Duitin - The Kabadiwala: Kolaborasi untuk meningkatkan teknologi dalam pengumpulan sampah plastik.
  5. Duitin - Unilever Foundry: Digitalisasi bank sampah di wilayah Jawa-Bali.
  6. Empower - Geledek: Menciptakan ekosistem pengumpulan sampah plastik dengan menyertakan aspek keterlacakan dan transparansi.
  7. Griya Luhu - Bank Sampah Induk Surabaya: Digitalisasi sistem operasional Bank Sampah Induk Surabaya melalui aplikasi Griya Luhu.
  8. Octopus - Prof. Enri Damanhuri (ITB): Prof. Enri Damanhuri bergabung dalam dewan penasihat Octopus.
  9. Rekosistem - Aqua: Pemasangan rebox (reverse vending machine) baru melalui pendanaan dari Aqua untuk mengumpulkan lebih banyak botol plastik dari konsumen.
  10. Rekosistem - Bank Sampah Induk Surabaya - Robries: Kerja sama dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik.
  11. Rekosistem - Gojek: Layanan pengambilan sampah dari cloud kitchen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Lili Sunardi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper