Bisnis, JAKARTA – Kemkominfo menegaskan pemerintah berkomitmen untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di kawasan Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Indonesia. Komitmen itu sejalan dengan arah pemerintah untuk terus mengembangkan ekosistem ekonomi digital Indonesia.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo diharapkan mampu merealisasikan rencana startegis tersebut. Menurut Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang A. Latif, sejauh ini pembangunan tersebut masih berjalan sesuai rencana.
“Sejauh ini masih sesuai target, kami mengupayakan pembangunan yang berguna bagi daerah 3T ini bisa maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyatakan upaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi itu selaras dengan akselerasi transformasi digital melalui adopsi dan inovasi teknologi digital.
“Salah satu prioritas strategis Pemerintah Indonesia di bawah leadership Presiden Joko Widodo, yakni membangun infrastruktur digital yang inklusif demi menghadirkan layanan berkualitas dengan menggunakan teknologi digital,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/10/2021).
Johnny menuturkan pemerintah memanfaatkan momentum pergeseran kebiasaan masyarakat di masa pandemi Covid-19 untuk mendorong percepatan ekonomi digital di Indonesia, khususnya di pedesaan.
Mengutip laporan Asian Development Bank Tahun 2021, Johnny mengatakan percepatan transformasi digital memiliki pengaruh sangat signifikan dalam pemulihan ekonomi. Pemerintah, katanya, berupaya melakukan optimalisasi produktivitas ekonomi digital agar pada tahun 2025 bisa tumbuh menjadi US$124 miliar.
“Melalui optimalisasi produktivitas yang didorong oleh transformasi digital, PDB nasional diperkirakan dapat meningkat sebesar 1 persen pada tahun 2024. Sedangkan nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 juga diprediksi akan tumbuh hingga 23 persen, yakni sekitar US$124 miliar atau setara dengan Rp1.781 triliun,” katanya.
Johnny memaparkan pada 2020, valuasi ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$44 miliar. Ekonomi digital ini berkontribusi sekitar 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta menguasai hampir 42 persen terhadap total digital ekonomi kawasan Asia Tenggara.