Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan layanan seluler, kepadatan penduduk dan kondisi geografis menjadi pertimbangan dalam menentukan pemenang penyedia layanan 4G di desa-desa yang belum mendapat akses internet.
Ketiga hal itu juga yang menjadi penyebab PT Indosat Tbk, PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Smartfren Telecom Tbk sama sekali tidak mendapat jatah menggelar layanan di desa-desa terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
“Kita bisa menunjuk semuanya tetapi jika tidak ada jaringan di sekitarnya akan mempersulit mitra, sehingga pemilihannya mempertimbangkan ketersediaan jaringan,” kata Johnny dalam konferensi virtual, Senin (27/9/2021).
Sekadar informasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan di 7.904 desa 3T. Setelah infrastruktur terbangun, operator seluler akan hadir dengan membawakan layanan 4G yang mereka miliki.
Dari sembilan area yang diseleksi, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tercatat memenangkan delapan area, sedangkan PT XL Axiata Tbk. hanya memenangkan satu area.
Johnny mengatakan dalam pemilihan tersebut, penting bagi operator memiliki jaringan di sekitar titik yang akan dibangun base transceiver station (BTS) 4G. Jika operator seluler belum memiliki jaringan, proses penggelaran akan lama dan secara ekonomian juga terlalu besar.
“Ini soal keekonomian,” kata Johnny.
Sementara itu Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif mengatakan jangkauan jaringan menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pemilihan pemenang lelang.
Jika operator tidak memiliki jaringan di dekat sana, maka saat menghadirkan layanan, ongkos penggelaran jaringan yang mahal, dikhawatirkan bebannya akan diturunkan kepada masyarakat. Kemenkominfo tidak ingin hal tersebut terjadi.
“Kami juga mempertimbangkan keekonomian yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan layanan,” kata Anang.