Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. menilai investasi di sektor digital jauh lebih murah dibandingkan dengan investasi fisik.
Perusahaan berkode saham ARTO itu menerapkan pengawasan yang ketat di infrastruktur digital yang bekerjasama dengan penyedia komputasi awan.
Presiden Direktur Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar mengatakan investasi untuk bank digital, termasuk soal infrastruktur keamanan data, sangat besar. Sayangnya Indra tidak menyebutkan secara detail investasi yang dikeluarkan.
Hanya saja, menurutnya, jika tidak beralih ke digital atau hanya mengandalkan kanal luring, ongkos yang dikeluarkan untuk menjangkau dan memberi layanan terbaik kepada nasabah akan jauh lebih besar.
“Bisa belasan kali lipat dari investasi kita membangun bank digital,” kata Indra dalam Konferensi Virtual Lintasarta Cloudeka, Rabu (15/9).
Sebagai gambaran, kata Indra, untuk investasi di komputasi awan dan keamanan di dalamnya, sebelum memiliki nasabah banyak perseroan hanya berinvestasi secukupnya yang disesuaikan dengan jumlah nasabah. Seiring dengan penambahan jumlah nasabah, investasi yang dikeluarkan di teknologi dan informasi makin besar.
Dahulu, untuk nasabah dengan jumlah nasabah sebanyak 1 juta, maka perusahaan harus memiliki infrastruktur yang besar - melebihi kebutuhan - agar dapat menampung nasabah dan jumlah transaksi. Saat beralih ke komputasi awan, pengeluaran pun dapat disesuaikan.
“Untuk keamanan kami dituntut untuk memiliki keamanan dengan standar internasional dan tentunya ini juga dibantu oleh para penyedia keamanan dan layanan komputasi awan,” kata Indra.