OpenAI Luncurkan Dua Model Penalaran AI Terbuka yang Lebih Baik dari R1 DeepSeek

Redaksi
Kamis, 7 Agustus 2025 | 11:07 WIB
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Bagikan
Ringkasan Berita
  • OpenAI meluncurkan dua model AI terbuka, gpt-oss-12b dan gpt-oss-20b, yang lebih canggih dari R1 DeepSeek dan dapat berjalan pada perangkat dengan spesifikasi lebih rendah.
  • Model baru ini dapat mengirimkan kueri kompleks ke model AI di cloud dan terhubung dengan model tertutup yang lebih mumpuni jika diperlukan.
  • Meskipun unggul dalam beberapa uji, model ini masih berhalusinasi lebih banyak dibanding model AI terbaru lainnya, dan OpenAI terus mengatasi masalah keamanan sebelum peluncuran.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI umumkan peluncuran dua model penalaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bobot terbuka yang diklaim lebih canggih dari R1 DeepSeek. 

Dua model tersebut adalah gpt-oss-12b yang ukurannya besar dengan kemampuannya yang dapat berjalan pada satu GPU Nvidia dan GPT-OSS-20B dengan ukuran lebih ringan yang dapat berjalan pada laptop dengan memori 16GB.

Peluncuran tersebut menandai model bahasa terbuka pertama OpenAI sejak GPT-2 dirilis lebih dari lima tahun lalu, dan pada model terbarunya ini, akan mampu mengirimkan kueri kompleks ke model AI di cloud.

Artinya, jika model terbuka OpenAI tidak mampu melakukan tugas tertentu seperti memproses gambar, pengembang dapat menghubungkan model terbuka tersebut ke salah satu model tertutup perusahaan yang lebih mumpuni.

Cara Kerja Model Terbuka OpenAI

Dilansir TechCrunch Kamis (7/8/2025), Pada Codeforces (dengan alat), uji pengodean kompetitif pada gpt-oss-120b dan gpt-oss-20b masing-masing memperoleh skor 2622 dan 2516.

Angka tersebut mengungguli R1 milik DeepSeek, tetapi masih lebih buruk ketimbang o3 dan o4-mini.

Pada Ujian Terakhir Kemanusiaan (HLE) yang berisi pertanyaan menantang dari berbagai subjek, gpt-oss-120b dan gpt-oss-20b masing-masing memperoleh skor 19% dan 17,3%, yang artinya, itu tetap masih lebih buruk dari o3, tetapi mengungguli model terbuka dari DeepSeek dan Qwen.

Model terbuka OpenAI juga berhalusinasi secara signifikan dibanding model penalaran AI terbarunya, o3 dan o4-mini, dan perusahaan belum sepenuhnya memahami penyebabnya.

Gpt-oss-120b dan gpt-oss20b berhalusinasi masing-masing 49% dan 53% untuk pertanyaan di PersonQA, yang jadi tolok ukur internal perusahaan dalam mengukur akurasi pengetahuan model tentang manusia.

“Wajar terjadi, karena model yang lebih kecil pasti pengetahuannya juga lebih sedikit dibanding model frontier yang lebih besar,” kata perwakilan OpenAI

Pelatihan untuk Model Baru

Perusahaan AI besutan Sam Altman tersebut menyatakan, model terbukanya akan dilatih dengan proses serupa dengan model sebelumnya. 

Mereka menggunakan pembelajaran penguatan (RL) komputasi tinggi, yang mengajarkan AI membedakan benar dan salah dalam lingkungan simulasi menggunakan kluster besar GPU Nvidia.

Sebagai hasil proses pasca-pelatihan, model AI terbuka milik OpenAI unggul dalam memberdayakan agen AI dan juga mampu memanggil alat seperti pencarian web atau eksekusi kode Python sebagai bagian dari proses rantai pemikirannya.

Namun, OpenAI menyatakan, model terbukanya hanya berupa teks, yang artinya tidak akan mampu memproses atau menghasilkan gambar dan audio seperti mode-model perusahaan lainnya.

OpenAI telah menunda rilis model terbukanya beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, sebagai bagian mengatasi masalah keamanan. Misalnya, kemungkinan aktor jahat menyempurnakan model gpt-oss untuk memanfaatkannya dalam serangan siber atau pembuatan senjata biologis atau kimia.

Setelah pengujian bersama yang dilakukan OpenAI dan evaluator pihak ketiga, mereka menyatakan, gpt-oss mungkin sedikit meningkatkan kemampuan biologis. 

Namun, perusahaan tidak menemukan bukti bahwa model terbuka ini dapat mencapai ambang batas “kemampuan tinggi” untuk bahaya di domain tersebut, bahkan setelah penyempurnaan

Dengan dirilisnya gpt-oss, OpenAI berharap dapat menarik perhatian para pengembang dan juga pemerintahan Donald Trump, yang keduanya telah menyaksikan laboratorium AI China bangkit dan menonjol di ruang sumber terbuka (Open-Source).

“Kami sangat antusias bahwa dunia dapat membangun tumpukan AI terbuka yang dibuat di Amerika Serikat, berdasarkan nilai demokrasi, tersedia gratis untuk semua, dan memiliki manfaat yang luas,” kata CEO OpenAI, Sam Altman dalam sebuah pernyataan, dilansir TechCrunch. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami