Blibli Dikabarkan Akan IPO, Pengamat: Variasi Pemain Baru Makin Seragam  

Akbar Evandio
Kamis, 26 Agustus 2021 | 19:30 WIB
Logo Blibli. /Istimewa
Logo Blibli. /Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kabar mengenai Blibli yang disebutkan telah memilih penasihat untuk memuluskan rencana penawaran publik perdana (IPO) pada 2022 diyakini akan membuat variasi perusahaan rintisan (startup) kian seragam ke depan.

Guru Besar Universitas Trisakti Muhammad Zilal Hamzah ke depan, iklim persaingan antar platform makin ketat dengan potensi pemain baru akan mencoba masuk di sektor yang sama, yaitu dagang elektronik (e-commerce).

“Hingga saat ini regulasi [di Indonesia] yang masih tidak begitu rigid di sektor ini [e-commerce], akan memudahkan pemain baru untuk masuk. Salah satunya, Tiktok dan Instagram yang merambah ke bisnis ini dengan sebutan social commerce,” tuturnya, Kamis (26/8/2021).

Alhasil, variasi sektor-sektor potensial lainnya seperti teknologi agrikultur, teknologi pendidikan, perusahaan data yang perlu diramaikan oleh pemain baru akan sulit ditemukan. Sebab, semua pemain akan melihat bahwa dagang-el sebagai pasar yang menjanjikan.

Namun, dia menilai untuk pasar dagang el justru akan tetap sehat, ini dikaitkan dengan banyaknya pemain atau investor di Indonesia serta regulasi yang longgar atas investor asing terutama investor korporasi sehingga mereka sangat intens bertransaksi di pasar Tanah Air.

Zilal menjelaskan, akan ada dua dampak kepada masyarakat, di sisi positif ke depan ragam pemain baru akan menambah jumlah pilihan konsumen dari emiten yang ada.

Sementara itu dampak negatif yang akan terjadi adalah tidak sedikit juga investor pemula, yaitu masyarakat yang nelangsa dari jenis investasi ini. Sebagaimana diketahui, selain regulasi ada aktor lain yang memengaruhi investasi ini yaitu influencer dan Investor hit and run.

“Peran influencer menjadi sangat dominan dalam era Pandemi ini dalam hal investasi di lantai bursa. Asalkan tidak menyesatkan, terutama bagi investor ritel yang kecil dan pemula, tak masalah, tetapi kebanyakan jadi merugikan bagi investor kecil,” katanya.

Pada sisi lain, dia melanjutkan saham Bukalapak sudah menjadi contoh, aksi investor yang melakukan taking profit jangka sangat pendek, membuat volatility harganya cukup besar. Kondisi ini biasanya yang membuat Investor kecil bisa merugi, karena salah waktu ketika membelinya.

Zilal mengimbau, apabila nantinya Blibli resmi melantai di bursa agar masyarakat lebih hati-hati dan harus dengan baik membaca prospektus di awalnya.

“Para investor biasanya akan berusaha mendapatkan capital gain jangka pendek. Beli di IPO dan jual di Pasar Perdana. Ini juga bisa tidak tercapai apabila terlambat mengambil keputusan dan juga karena adanya hal-hal yang tak terinformasikan dengan baik (Asymmetric informations), seperti pemegang saham lama yang tak terkunci sahamnya, backdoor transaksi, dan lain-lain,” tuturnya.

Sementara itu, Zilal menilai langkah IPO Blibli yang dikabarkan akan memilih 2022 sebagai waktu melantai adalah pilihan yang tepat. Sebab, agar berhasil, hal lain yang harus diperhatikan adalah pemilihan waktu yang tepat untuk IPO.

“Jangan sampai masa IPO nya bersamaan dengan IPO perusahaan sejenis di Bursa yang lain,” katanya.

Sebagai informasi, Blibli.com yang didukung oleh konglomerat Indonesia Djarum Group dikabarkan telah memilih penasihat untuk memuluskan rencana penawaran publik perdana pada 2022.

Mengutip Bloomberg, aksi IPO yang potensial ini akan dilakukan di Jakarta pada awal 2022, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Perusahaan akan mengambil langkah IPO dengan bekerja sama bersama Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham pertama kali.

“Bank lain dapat ditambahkan ke dalam daftar,” kata mereka yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi, seperti dikutip Bisnis, Kamis (26/5/2021).

Lebih lanjut, saat ini perundingan berada pada tahap awal, dan ukuran IPO dapat bergantung pada bisnis mana yang dimasukkan, kata orang-orang.

Jika Blibli melanjutkan IPO, Blibli akan bergabung dengan saingannya PT Bukalapak.com di bursa lokal. Perusahaan tersebut mengumpulkan US$1,5 miliar pada Juli 2021, melampaui penawaran PT Adaro Energy sebesar US$1,3 miliar pada 2008.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Raksasa ride-hailing GoTo, startup teknologi terbesar di negara ini dengan valuasi US$18 miliar, juga diperkirakan akan terdaftar di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper