Bisnis.com, JAKARTA - Regulasi yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) saat berekspansi ke luar negeri.
Bersama dengan anak usahanya, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), Telkom berusaha menghadapi seluruh rintangan yang ada.
VP Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan saat melakukan ekspansi ke luar negeri, tantangan yang dihadapi secara umum adalah perihal beradaptasi dengan dunia yang makin tanpa batas (borderless).
Adapun secara khusus, kata dia, salah satu tantangannya adalah mengenai regulasi yang berbeda-beda antara negara satu dengan negara lainnya.
“Misalnya soal lisensi. Diperlukan kapabilitas yang baik untuk memahami regulasi yang ada agar dapat memasuki dan menjalankan bisnis sesuai dengan regulasi yang berlaku,” kata Pujo kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.
Selain regulasi, tutur Pujo, menentukan strategi yang tepat untuk masuk dan menjalankan bisnis di negara tujuan juga menjadi tantangan. Telkom harus mampu mempertimbangkan potensi pasar, regulasi, tingkat kompetisi, maupun kondisi masyarakat di negara tujuan.
“Selain itu, juga dibutuhkan sumber Daya Manusia (People) yang memiliki pemahaman yang baik akan kondisi dan situasi pada negara setempat,” kata Pujo.
Adapun mengenai rencana dalam ekspansi Telkom ke luar negeri dalam 1 - 3 tahun ke depan, kata Pujo, Telin akan meningkatkan infrastruktur konektivitas digital dan mengembangkan berbagai layanan digital guna tetap mampu berkompetisi secara global.
Sekadar informasi, saat ini Telkom sedang mematangkan rencana penggelaran sistem komunikasi kabel bawah laut Bifrost (SKKL).
Rencananya penggelaran akan dimulai pada 2022. Telkom bersama dengan konsorsium tengah melakukan survei untuk menentukan rute yang paling aman dilewati oleh SKKL sepanjang 1.141 kilometer itu.
Dalam membangun SKKL Bifrost, Telkom dan Facebook menggandeng Keppel Telecomunications & Transportation Limited. Rencananya, pembangunan tersebut rampung pada awal 2024. Telkom tidak bisa menyebutkan nilai investasi untuk proyek ini karena menyangkut kesepakatan konsorsium.
Keberadaan SKKL Bifrost diharapkan mampu mendukung pemerataan dan peningkatan akses digitalisasi di berbagai aspek sejalan dengan transformasi digital Indonesia yang fokus pada peningkatan konektivitas digital Indonesia.
Telkom ingin mendorong pemerataan kesempatan akses ke konten-konten global dari seluruh wilayah Indonesia terutama ke Kawasan Timur Indonesia.