Bisnis.com, JAKARTA - MDI Ventures menyatakan calon unikorn bukanlah target utama mereka dalam berinvestasi.
Perusahaan modal ventura milik PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) itu lebih memilih perusahaan yang memiliki potensi sinergi dengan Telkom dan berpeluang berkembang di pasar Indonesia
"Jadi sebenarnya menjadi Unikorn bukan target utama kami, tetapi lebih menjadi salah satu hasil kalau investasi kami terus bertumbuh, " kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja kepada Bisnis.com, Rabu (25/8/2021).
Selain itu, kata Donald, MDI bukan pemburu Unikorn. MDI berburu perusahaan rintisan yang bagus, yang bisa menjadi mitra untuk Telkom dan tumbuh bersama, sehingga kemudian perusahaan rintisan tersebut menjadi unikorn.
"MDI lebih tepat dianggap Unikorn Farmer, yang memupuk startup yang akhirnya menjadi calon atau lulus mencapai Unikorn, "ujar Donald.
Donald menambahkan tujuan Telkom dan BUMN untuk mempunyai perusahaan modal ventura adalah sebagai jembatan untuk membawa inovasi yang cocok dengan kebutuhan pasar ke dalam Telkom dan BUMN.
Pencapaian MDI untuk memupuk startup menjadi Unikorn - terutama startup yang mencapai tingkat tersebut bersinergi dengan Telkom - adalah bukti bahwa MDI berhasil membawa perusahaan rintisan yang pas untuk tujuan ini.
“Jadi, tercapainya Unikorn, atau tidak, di startup yang kami investasi itu hanyalah sebagai bonus, bukan sebagai tujuan utama Telkom ataupun MDI,” kata Donald.
Sekadar informasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) atau Telkom kini memiliki 13 perusahaan rintisan (startup) berstatus aspiring unicorn atau centaur di dalam portofolio bisnis modal venturanya. Sebanyak dua dari 13 perusahaan tersebut telah memiliki valuasi senilai US$900 juta.
TLKM melakukan bisnis penyuntikkan modal perusahaan rintisan melalui PT Metra Digital Investama atau MDI Ventures.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2021, investasi pada ekuitas TLKM mencapai Rp1,96 triliun dibandingkan dengan akhir 2020 senilai Rp1,70 triliun. Jumlah itu di luar dari investasi kepada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek sebesar Rp2,11 triliun.