Bisnis.com, JAKARTA- Pengguna Internet of Things (IoT) di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan semaraknya perusahaan mengimplementasikan IoT pada masa pandemi ini.
Semisal, penggunaan IoT untuk gedung cerdas (smart building) dan rumah pintar (smart home) untuk memudahkan akses fitur hiburan (entertainment), interkoneksi gawai (gadget), dan pemantauan keamanan gedung atau rumah itu.
"Di sektor industri pemanfaatan IoT juga meningkat sejalan dengan otomasi dan remote production yang saat ini menjadi keharusan untuk tetap bisa memantau hingga mengontrol mesin produksinya," kata Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti), Teguh Prasetya di Jakarta, Selasa (10/8/2021).
Teguh mengamati tiga sektor yang atraktif menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet atau IoT di masa pandemic ini, yakni kesehatan, pertanian dan energi. “Pertama, digital healthcare tumbuh dengan demikian pesat, misalnya untuk mulai ke retail market thermal detection, kemudian remote monitoring tumbuh dengan pesat,” ujarnya.
Demikian pula di sektor kesehatan yg digunakan untuk tindakan preventif, penanganan dan pemantauan. Peningkatan juga terjadi di sektor pertanian dan peternakan yang membantu untuk menurunkan biaya operasional, meningkatkan kapasitas produksi hingga meningkatkan penjualannya.
Teguh menilai dukungan pemerintah dalam pengembangan ekosistem IoT cukup besar, antara lain sosialisasi dan edukasi serta pembinaan kepada industri, masyarakat hingga pemasok dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Informasi dan Komunikasi, Kementerian Tenaga Kerja dan lainnya. Demikian juga dukungan regulasi mulai dari terbitnya KM No. 1/ 2019- Kominfo, PM 300/2020 untuk SKKNI IOT dari Kemenaker serta SNI IOT tahun 2020 dari BSN.
Dia menyebut anggota Asioti, yakni PT Miota International Technologi, sudah berhasil menerapkan smart meter listrik dua arah berbasis IoT sebanyak 50.000 rumah di daerah Musi Banyuasin bekerjasama dengan PLN dan BUMD setempat, yakni PT Muba Electric Power (MEP).
Smart meter dua arah yang diaplikasikan oleh PT Miota ini memudahkan pelanggan dan produsen listrik memantau pasokan listrik. Dampaknya berupa kemudahan cara bayar dan kepastian soal biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, dan mengurangi tunggakan tagihan pelanggan. Karena sistem pembayarannya terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota.
"Melalui aplikasi Muba Listrik Pintar pelanggan dapat memantau dan mengendalikan tingkat pemakaian listrik secara harian lewat aplikasi, sehingga berdampak positif berupa berkurangnya tunggakan pembayaran," kata Direktur PT MEP, Augie Bunyamin.
Teguh Prasetya meyakini keberhasilan PT Miota mengelola kelistrikan pelanggan PLN di Musi Banyuasin ini akan menjadi proyek percontohan bagi PLN di seluruh Indonesia. "Setelah smart meter listrik, tentunya sektor smart meter air minum dan smart meter gas yg sudah ada Standardisasi SNI nya juga menjadi target berikutnya," tambah dia.