Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis internet untuk segalanya (internet of things) yang tengah tumbuh dinilai dapat membuat industri menara telekomunikasi ikut berkembang.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan peluang bisnis menara masih besar. Solusi IoT yang terus dikembangkan oleh operator seluler membutuhkan kehadiran menara telekomunikasi untuk menjangkau daerah-daerah tempat jaringan menggerakan mesin-mesin IoT.
“Bisnis menara masih menarik karena akan terjadi pembangunan IoT yang bersifat masif,” kata Ian, Jumat (6/8/2021).
Sekadar informasi, PT Indosat Tbk. dan PT XL Axiata Tbk. masing-masing mengeklaim mencatatkan pertumbuhan bisnis IoT pada kuartal II/2021.
Layanan B2B Enterprise Indosat tumbuh 16 persen secara tahunan, dan XL Axiata mengaku pendapatan dari layanan IoT pada kuartal II/2021 tumbuh kuat dua digit, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selain IoT, kata Ian, pertumbuhan bisnis menara juga akan didorong oleh kehadiran 5G. Butuh lebih banyak menara yang letaknya berdekatan untuk teknologi baru ini.
Mengenai 5G, belum lama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melakukan penyertaan modal berupa aset (inbreng) 798 menara telekomunikasi kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Hal tersebut dilakukan untuk memperkuan bisnis menara Mitratrel, sekaligus untuk menyambut era 5G. Setelah transaksi pengalihan aset 798 menara ini, Mitratel memiliki lebih dari 24.000 menara telekomunikasi.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan Mitratel berkomitmen untuk mengelola dengan baik aset dan bisnis menara tersebut demi memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham.
“Hal ini menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk mendukung terwujudnya value creation demi mengukuhkan diri sebagai pemain nomor satu di industri menara telekomunikasi Indonesia,” kata Ardi.