Cip Ponsel Makin Langka, Vendor Siap-Siap Kena Dampak

Akbar Evandio
Rabu, 4 Agustus 2021 | 17:52 WIB
Pengunjung mencoba ponsel pintar Galaxy Z Flip yang dipajang saat acara peluncuran di San Francisco, California, Amerika Serikat, Selasa (11/2/2020). Bloomberg/Michael Short
Pengunjung mencoba ponsel pintar Galaxy Z Flip yang dipajang saat acara peluncuran di San Francisco, California, Amerika Serikat, Selasa (11/2/2020). Bloomberg/Michael Short
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kelangkaan cip ditingkat global (chipmageddon) tengah terjadi dan terus meluas yang diyakini turut memberi hantaman bagi performa bisnis vendor ponsel pintar.

Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan, hal tersebut tentunya akan berdampak pada naiknya harga ponsel pintar di tingkat global karena kelangkaan cip tersebut, khususnya untuk beberapa model tertentu.

“Selain naik harga bisa jadi juga kelangkaan terhadap ponsel-ponsel murah atau harga yang terjangkau. Karena ponsel tipe ini keuntungannya tipis walau jumlah penjualan tinggi,” ujarnya, Rabu (4/8/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan vendor akan memprioritaskan menjual ponsel pintar di kategori lebih atas, karena makin tinggi kategori ponsel, maka makin besar margin keuntungan yang bisa di dapat.

Hal ini dilakukan untuk menutupi kemungkinan kerugian karena tidak bisa menjual banyak ponsel karena kelangkaan cip yang terus menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung usai.

Menurutnya, alasan kenaikan harga banyak menyasar pada ponsel kelas atas atau flagship lantaran part paling mahal di kelas flagship adalah cipset dan keunggulan layar serta kamera. Sedangkan, untuk ponsel kelas menengah atau bawah, cipset belum tentu menjadi part yang paling mahal.

Lucky menjelaskan, pada ponsel kelas atas yang memiliki margin yang lebih lebar, kenaikan cipset ini masih mungkin diatasi dengan penurunan keuntungan, tidak serta merta langsung menaikkan harga ponsel, atau tidak langsung naik sesuai persentase kenaikan harga cip, karena masih bisa melakukan subsidi dari keuntungan penjualan kelas lainnya.

Sementara itu, untuk ponsel kelas menengah dan bawah di mana pertarungan harga sangat sengit, kenaikan harga adalah pilihan terakhir, karena kelas ini sangat sensitif terhadap perubahan harga.

Dia melanjutkan, kenaikan harga masih bisa terjaga, tetapi nilai yang harus dikorbankan adalah mengganti unit cip semikonduktor dengan versi yang lebih murah sehingga turut berdampak pada performa ponsel.

“Untuk unit-unit mid-range ke bawah yang sangat rentan terhadap perubahan harga, bisa dengan mengganti chipset ke versi yg lebih murah, misal dari chip yang seharusnya spesifikasinya lebih tinggi, ke chip yang lebih rendah atau bahkan menggunakan chip yang lebih lama umurnya,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper