Bisnis.com, JAKARTA – Platform jaringan layanan perhotelan RedDoorz mengandalkan sejumlah strategi untuk bisa beradaptasi sepanjang penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
President Director RedDoorz Indonesia Mohit Gandas mengatakan perusahaan memprioritaskan keberlanjutan program HygienePass dan memastikan setiap akomodasi RedDoorz telah menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan standar kesehatan.
HygienePass merupakan program sertifikasi yang ditujukan bagi akomodasi serta mitra properti RedDoorz. Program ini merupakan hasil kerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) sebagai standar protokol keamanan dan higienitas.
“Tentunya, dalam hal ini, adanya program ini juga berperan dalam memberikan rasa aman kepada pelanggan kami,” katanya, Kamis (29/7/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini fokus perusahaan adalah memberikan penginapan yang aman dan nyaman sesuai dengan protokol kesehatan sehingga para pelanggan tidak perlu khawatir saat menginap.
Mohit menyebutkan perusahaan juga mendorong staf mereka di properti untuk melakukan vaksinasi sesegera mungkin.
Menurutnya, sebagai perusahaan teknologi yang bergerak di bidang perhotelan, maka setiap pemain memang harus terus berinovasi untuk menghadirkan akomodasi yang lebih menarik untuk semua lapisan masyarakat
“Untuk Reddoorz kami menghadirkan SANS Hotel yang menargetkan milenial dan Sunerra Hotels untuk pebisnis dan keluarga yang baru kami luncurkan tahun ini,” ujarnya.
Sans Hotel merupakan penginapan yang berfokus untuk menjamin keamanan dan kenyamanan, serta mudah dipesan melalui platform Reddoorz.
Dia menyebutkan seluruh Sans Hotel telah mengimplementasikan Hygienepass, program sertifikasi untuk akomodasi yang dicetus oleh Reddoorz dan mitra properti Reddoorz yang bekerjasama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
Hingga saat ini, lebih dari 700 properti Reddoorz, termasuk Sans Hotel, telah memperoleh sertifikasi Hygienepass di 70 kota di Indonesia. Sertifikat tersebut bertujuan untuk membantu para pemilik hotel selama pandemi dalam meningkatkan jumlah okupansi.