Israel Jual Spyware untuk Pantau Aktivis dan Jurnalis di Indonesia

Akbar Evandio
Sabtu, 17 Juli 2021 | 08:46 WIB
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti keamanan siber dari Citizen Lab di Universitas Toronto, Kanada menemukan sebanyak 100 aktivis, jurnalis, dan oposisi pemerintah yang tersebar di sepuluh negara menjadi sasaran spyware, salah satunya Indonesia.

Dikutip melalui Bloomberg, Sabtu (17/7/2021), perangkat pengintai (spyware) tersebut menjadi piranti lunak (software) yang dibuat oleh Candiru yang diproduksi oleh perusahaan asal Israel.

Para peneliti mengatakan, Candiru memanfaatkan celah kerentanan yang ada di Windows.

Operasi perangkat pengintai siber ini dilakukan di Arab Saudi, Israel, Hungaria, Indonesia, dan tempat lain yang membeli dan menginstal piranti lunak mata-mata jarak jauh yang dibuat oleh Candiru.

"Alat itu digunakan dalam serangan presisi terhadap komputer target, telepon, infrastruktur jaringan, dan perangkat yang terhubung ke internet," kata Cristin Goodwin, General Manager of Digital Security Unit Microsoft.

Microsoft sebelumnya sudah diperingatkan akan serangan ini oleh peneliti Citizen Lab setelah dianalisa berminggu-minggu.

Kemudian pada 13 Juli, Microsoft merilis patch untuk menambal celah kerentanan Windows yang diyakini menjadi pintu masuk perangkat pengintai tersebut.

Dalam blognya yang terbit pada Kamis lalu, Microsoft tidak menyebut Candiru, tapi merujuk pada aktor ofensif dari sektor swasta yang berbasis di Israel yang disebut Sourgum.

Adapun, disebutkan para pengguna spyware ini juga meretas politikus dan aktivis hak asasi manusia, tetapi Microsoft belum menyebutkan dan menolak memberikan siapa saja yang menjadi korban.

Peneliti Citizen Lab mengatakan, spyware Candiru adalah bagian dari industri swasta yang menjual teknologi kepada pemerintah dan pemimpin otoriter yang dapat memperoleh akses ke komunikasi warga negara dan oposisi politik.

Sebagai informasi, klien yang memanfaatkan teknologi ini mesti membayar 16 juta euro atau Rp 273,9 miliar untuk mengintai 10 perangkat sekaligus. Namun, bila menambahkan 1,5 juta euro atau Rp25 miliar, maka target intaian ditambah menjadi 15 perangkat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper