Bisnis.com, JAKARTA – Badai matahari berkecepatan tinggi yang mendekati Bumi dengan kecepatan 1,6 juta kilometer per jam diperkirakan akan menghantam medan magnet planet kita hari ini.
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) mengatakan bahwa hal tersebut akan mempengaruhi pasokan listrik dan infrastruktur komunikasi di dunia.
Suar matahari, yang mengalir dari lubang khatulistiwa di atmosfer matahari yang pertama kali terdeteksi pada 3 Juli, dapat bergerak dengan kecepatan maksimum 500 km/detik.
Menurut Space Weather, meskipun badai geomagnetik (medan magnet yang terkait dengan Bumi) yang lengkap tidak mungkin terjadi, kerusuhan geomagnetik yang lebih rendah dapat memicu garis aurora lintang tinggi.
Satelit-satelit di atmosfer atas Bumi juga diperkirakan akan terkena dampak dari suar yang datang. Ini akan berdampak langsung pada navigasi GPS, sinyal ponsel dan TV satelit. Jaringan listrik juga bisa terkena jilatan api matahari.
Melansir dari Indian Express.com, Rabu (14/7/2021) menurut prediksi terbaru dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Amerika Serikat, badai juga dapat menyebabkan padamnya komunikasi radio frekuensi tinggi selama hampir satu jam di wilayah yang luas.
Pusat telah menandai jilatan api matahari pada tingkat X1, 'X' yang menunjukkan klasifikasi dan akhiran numerik yang menunjukkan besarnya kekuatan suar matahari.
Suar matahari adalah ledakan besar di permukaan matahari yang melepaskan energi, cahaya, dan partikel berkecepatan tinggi ke luar angkasa.
Menurut NASA, suar terbesar dikenal sebagai “flare kelas X” berdasarkan sistem klasifikasi yang mengkategorikan jilatan api matahari berdasarkan kekuatannya.
Yang terkecil jatuh di bawah kelas A, diikuti oleh B, C, M dan X. Suar matahari yang kemungkinan akan menghantam medan magnet Bumi saat ini adalah suar kelas X yang paling besar kekuatan jilatan apinya.