Prospek Bisnis Startup Healthtech saat PPKM Darurat

Akbar Evandio
Selasa, 6 Juli 2021 | 19:28 WIB
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA– Perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi kesehatan (healthtech) ditaksir akan mengalami lonjakan dari sisi pertumbuhan bisnis dan pengguna sepanjang PPKM Darurat diberlakukan.

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan kerja sama pemerintah dan pemain teknologi kesehatan patut diapresiasi. Program tersebut masih bisa diperluas layanannya sehingga tidak hanya berfokus pada layanan kesehatan jarak jauh melalui aplikasi, tetapi juga melalui panggilan suara dan pesan instan.

Menurutnya, langkah tersebut bila direalisasikan akan lebih menjangkau ke masyarakat yang tidak terlayani internet dengan baik, sehingga semua lapisan penduduk bisa merasakan manfaat dari program tersebut.

“Layanan healthtech memang sangat berguna sekarang ini untuk bisa memantau kondisi pasien, khususnya yang melakukan isoman [isolasi mandiri]. Obat-obatan gratis, konsultasi gratis diperlukan untuk pasien isoman sehingga tidak ada risiko menularkan ke orang lain jika pergi ke pusat medis,” katanya, Selasa (6/7/2021).

Dia menyebutkan, bagi perusahaan healthtech sendiri, program ini bisa meningkatkan jangkauan layanan ke masyarakat sehingga secara unduhan akan meningkat.

Dia memprediksi peningkatan jumlah pengguna akan mencapai 1,5 kali lipat. Bahkan jika menyediakan layanan panggilan suara, akan jauh lebih besar lagi dampaknya.

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan kerja sama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan startup kesehatan merupakan langkah yang tepat. Sebenarnya program ini masih bisa lebih dimaksimalkan dengan kerja sama perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran agar konsultasi medis bisa lebih masif dilakukan.

Penyebabnya, dia menjelaskan perguruan tinggi memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah sehingga perlu untuk diajak berkolaborasi lantaran tugas mereka ke depan bukan hanya mengobati, tetapi juga mendidik masyarakat.

“Selain itu para mahasiswa adalah tenaga kesehatan masa depan yang sudah sangat terbiasa dengan teknologi,” katanya.

Dia pun menilai, saat ini momentum yang tepat bagi perusahaan healthtech untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat tentang produknya. Bahkan, pertumbuhan para pemain ditaksir mampu tumbuh di atas 10 persen.

Berdasarkan data Statista, pasar kesehatan digital global diperkirakan bernilai pada 2025 akan mencapai US$660 miliar. Selain itu, pendanaan investor di industri kesehatan digital telah meningkat secara signifikan. Pada 2020, laporan tersebut menemukan lebih dari US$21 miliar diinvestasikan dalam industri teknologi kesehatan.

Sekadar informasi, pemerintah lewat Kementerian Kesehatan tengah melakukan uji coba layanan medis jarak jauh atau layanan telemedicine gratis, untuk pasien Covid-19 isolasi mandiri dengan menggunakan 11 aplikasi kesehatan. Dalam program ini, pemerintah bekerja sama dengan 11 platform kesehatan, yaitu Get Well, Good Doctor, Halodoc, Klik Dokter, Klik Go, Link Sehat, Milvik Dokter, Pro Sehat, SehatQ, Yesdok, dan Alodokter.

Teknisnya, 11 platform telemedicine tersebut terintegrasi dengan 742 laboratorium PCR/Antigen yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Sehingga apabila hasil PCR warga di 742 laboratorium itu positif, maka mereka akan mendapatkan layanan kesehatan jarak jauh secara gratis.

Selain konsultasi dengan dokter, melalui layanan ini, pemerintah akan mengirimkan paket obat gratis kepada pasien isolasi mandiri. Paket obat tersebut terdiri dari Multivitamin (C, B, E, Zinc), Azitromisin 500 mg, Oseltamivir 75 mg, dan Paracetamol Tablet 500 mg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper