Bisnis.com, JAKARTA – Kelangkaan talenta digital di Indonesia diyakini turut meminimalisir potensi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital.
Direktur Eksekutif Heru Sutadi mengatakan persoalan negara yang kian mendesak adalah kebutuhan talenta digital yang perlu akan akselerasi. Utamanya, dalam adopsi teknologi baru.
Selain itu, dia menilai kebutuhan selanjutnya setelah SDM adalah masalah dalam hal infrastruktur yang belum merata khususnya di broadband berkecepatan tinggi dan pengembangan produk dalam Negeri.
“Kesimpulannya, kita bukannya butuh transformasi ekonomi digital, tetapi revolusi ekonomi digital. Sebab jika tidak, berbagai prediksi dan ramalan Indonesia berjaya setidaknya di Asia Tenggara hanya jadi di atas kertas saja atau sebatas ramalan saja,” ujarnya, Kamis (1/7/2021).
Heru melanjutkan, kelangkaan terhadap talenta digital turut membuat banyak perusahaan besar untuk ikut andil merekrut SDM yang cakap terhadap teknologi secara mandiri. Hal ini disebabkan karena kebutuhan di sisi tersebut sudah tidak bisa ditunda lagi.
Berdasarkan Riset dari tim Content Marketing RevoU, startup digital di Asia Tenggara makin gencar merekrut pegawai baru saat pandemi Covid-19, khususnya terhadap 31 perusahaan teknologi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Riset tersebut menuliskan, lima dari enam vertikal bisnis gencar menggaet pekerja baru saat pandemi Covid-19. Pertumbuhan perekrutan tenaga kerja paling tinggi terjadi pada sektor kesehatan dengan perolehan 26 persen dan pendidikan di angka 21 persen.
Sementara itu, platform dagang elektronik dan transportasi masing-masing tumbuh 14 persen serta teknologi finansial (fintech) di angka 4 persen.
Menurut catatan Bisnis.com, Presiden Joko Widodo mengatakan kontribusi ekonomi digital saat ini baru mencapai 4 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) RI sehingga dirinya meminta sektor ekonomi digital Indonesia berlari lebih cepat.
Hal ini agar Indonesia bisa menguasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital Asia Tenggara pada 2025 serta berkontribusi 18 persen dari total PDB RI pada 2030.
"Saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap PDB masih relatif kecil, baru 4 persen dari PDB Indonesia," kata Jokowi dalam acara Peluncuran Tadex yang digelar virtual, Selasa (29/6/2021).