Digitalisasi Ngebut, Indonesia Malah Defisit Talenta Digital

Akbar Evandio
Selasa, 22 Juni 2021 | 19:54 WIB
Transformasi digital. /Surge
Transformasi digital. /Surge
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia diyakini masih mengalami defisit talenta digital lantaran kurikulum pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan industri.

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan jalur informal seperti les atau lembaga pendidikan non formal juga belum massif karena baru pada level microsoft office belum sampai kepada coding atau pemrograman.

“Tantangan adalah ekosistem talenta digital belum maksimal, pendidikan formalnya masih baru fokus kepada keilmuan atau penambahan mata pelajaran atau mata kuliah. Dan itu pun baru dimulai di tingkat SMA ke atas,” katanya, Selasa (22/6/2021).

Menurutnya, fenomena tersebut saat ini bagi para angkatan kerja muda bisa jadi peringatan untuk segera meningkatkan ketrampilan digitalnya lantaran akan banyak terbuka potensi lapangan pekerjaan baru.

Namun, bagi angkatan kerja yang sudah berumur akan menjadi tantangan dan ancaman jika tidak mau belajar hal baru, terutama di bidang keterampilan digital.

Dianta melanjutkan saat ini peran manusia masih dibutuhkan untuk menjalankan teknologi yang ada. Tetapi peran manusia dalam jangka waktu menengah bisa semakin berkurang jika 5G sudah merata dan 6G telah digelar di Indonesia.

“Teknologi terus berlari cepat terutama di sektor manufaktur dan industri pengolahan pada industri skala menengah dan besar. SDM yang dibutuhkan tentunya sudah bergeser dari low skill ke high skill, karena sudah supervisi komputer pun bukan manusia lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menargetkan melatih 50.000 warga di 5 kota untuk mendukung akselerasi ekonomi digital.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kemenkominfo Hary Budiarto memerinci 5 kota yang akan menjadi lokasi pelatihan tahun ini antara lain Denpasar, Makassar, Medan, Semarang, dan Solo.

“Kita canangkan 5 kota bisa sebagai contoh, nanti kota lain akan dilakukan tahun berikutnya, sekitar 20 kota per tahun agar bisa mengakselerasi masyarakat Indonesia masuk ke dunia digital, merata ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Hary mengatakan upaya akselerasi di 5 kota juga dilatarbelakangi dengan hasil Program DTS selama 2 tahun terakhir ini yang belum optimal menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, terutama dari kawasan Indonesia Timur.

“Dari data statistik peserta Program Digital Talent Scholarship [DTS] kebanyakan berasal dari Jawa dan Sumatera. Agar lebih merata menjangkau masyarakat Indonesia, Kominfo mengambil langkah melakukan pelatihan kepada masyarakat secara langsung, yang kita awali dengan lima kota ini,” tuturnya.

Dia mengatakan, Kemenkominfo menargetkan bisa melatih komunitas digital, masyarakat profesional, dan petugas pelayanan publik pemerintah mulai Juni—Desember 2021. Pemilihan sasaran itu sebagai kontribusi kementerian dalam akselerasi untuk mendukung hilirisasi ekonomi digital.

“Target kami di setiap kota bisa melatih 6.500 ibu rumah tangga, pegiat karang taruna dan masyarakat umum. Kemudian 3.000 orang alumni perguruan tinggi dan profesional untuk up dan re-skilling dan 500 pimpinan ASN beserta perangkat pemerintah,” ujarnya.

Dia mengatakan Kemenkominfo menargetkan akan melatih 700.000 talenta digital sampai tahun 2024. Adapun, Tahun ini DTS menargetkan untuk melatih 100.000 orang peserta melalui 8 akademi.

Delapan akademi tersebut adalah Fresh Graduate Academy (FGA); Vocational School Graduate Academy (VSGA); Professional Academy (PROA); Thematic Academy (TA);  Digital Entrepreneurship Academy (DEA);  Government Transformation Academy (GTA);  Digital Leadership Academy (DLA); dan Talent Scouting Academy (TSA).

“Badan Litbang SDM tahun ini diminta melatih 100.000 talenta digital. Tahun berikutnya 200.000, berikutnya sama, sampai tahun 2024 ada 700.000 yang dilatih,” paparnya.

Hingga Juni 2021, dia mengatakan telah memberikan pelatihan kepada 26.900 orang peserta dari 4 akademi yang masih dan sudah berjalan yaitu, PROA, VSGA, TA, dan DEA.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper