Perangkat Pendukung Jadi Tantangan Pengembangan 5G untuk Industri

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 22 Juni 2021 | 18:47 WIB
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ketersedian perangkat dinilai menjadi tantangan dalam menghadirkan solusi 5G untuk industri. 

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan implementasi 5G di industri saat ini masih terbentur dengan perangkat 5G yang hanya mendukung pengoperasian di pita tertentu. 

Menurut Ian, belum banyak perangkat yang dapat digerakan dengan jaringan 5G milik operator seluler. Kondisi ini mengganggu pertumbuhan ekosistem 5G untuk industri. 

“Permasalahan pertama handsetnya. Kedua adalah perangkat internet of things [IoT] yang mendukung 5G di 2,3 GHz atau 1,8GHz ada atau tidak?” kata Ian, Selasa (22/6/2021). 

Ian mengatakan saat ini belum diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghadirkan ekosistem yang matang. Meski secara teori ketika jaringan tersedia perangkat dan aplikasi akan muncul, dalam praktiknya kemunculan aplikasi dan perangkat tidak diketahui berapa waktu yang dibutuhkan.

“Untuk gelar 5G, operator tidak takut. Tetapi yang dikhawatirkan adalah pelanggan, ada tidak perangkatnya? Selalu seperti itu,” kata Ian.  

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan kasus penggunaan 5G yang dihadirkan operator seluler di Indonesia - Telkomsel dan Indosat - masih dapat menggunakan jaringan 4G dan jaringan layanan internet tetap.  

Tanpa harus menunggu 5G, kata Tesar, internet cepat untuk menonton video dan bermain gim sudah mendukung dengan 4G. Automasi operasi dan pengoperasian dari jarak jauh belum terlalu dibutuhkan karena karyawan masih banyak yang datang ke pabrik. Beberapa mesin robotik juga masih menggunakan kabel.

Dia mengatakan seharusnya operator dapat memperlihatkan hasil nyata dari latensi rendah 1 milidetik dan kecepatan data di atas 1Gbps, yang merupakan karakteristik dari 5G. 

“Operator seluler harus menghadirkan kasus penggunaan yang membuat pelanggan korporasi menjadi paham kapan harus menggunakan 5G dan kapan harus 4G. Tidak juga 5G hanya untuk pamer kecepatan,” kata Tesar. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan tantangan menggelar 5G untuk industri adalah  memperluas infrastruktur ketersediaan layanan dan membangun ekosistem agar terdapat suplai dan permintaan terhadap 5G. 

“Dibangun permintaan terhadap 5G lewat kota cerdas, industri 4.0, gim dan sebagainya. Pengalaman mematangkan ekosistem butuh 2 tahun dari sejak peluncuran teknologi baru,” kata Heru. 

Adapun mengenai perangkat, menurut Heru, tergantung dengan kebutuhan masyarakat terhadap akses internet tinggi. 

“Sekarang sudah banyak perangkat. Frekuensinya perlu disesuaikan. Termasuk mempercepat pembukaan frekuensi 2,6 GHz, 3,5GHz dan 700 MHz,” kata Heru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper