Bifrost dan Echo Hadirkan Peluang Bisnis Baru bagi XL dan Telkom

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 16 Juni 2021 | 19:34 WIB
Ilustrasi SKKL yang akan dibangun konsorsium Facebook-Google./istimewa
Ilustrasi SKKL yang akan dibangun konsorsium Facebook-Google./istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) Bifrost dan Echo diyakini dapat menekan biaya sewa bandwidth internasional hingga 50 persen.

Tidak hanya itu, SKKL yang langsung menghubungkan Indonesia - Amerika itu juga berpeluang menghadirkan sumber pendapatan baru bagi PT XL Axiata Tbk. dan PT Telkom Indonesia Tbk.  

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan kehadiran SKKL Bifrost dan Echo dapat memangkas ongkos sewa bandwidth internasional ke Amerika Serikat hingga 50 persen. 

SKKL tersebut berbeda dengan SKKL yang ada saat ini, yang harus melewati beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Jepang sebelum terhubung ke Amerika Serikat. 

SKKL Bifrost dan Echo menghubungkan langsung Indonesia dengan Amerika Serikat tanpa perantara negara sehingga tarif sewa yang diterima bisa lebih hemat. 

“Biasanya lewat satu negara harus bayar sewa lagi. Perkiraan efisiensi bisa 30 persen - 50 persen karena langsung, kalau yang lama banyak negara transitnya,” kata Ian, Rabu (16/6). 

Di samping itu, kata Ian, SKKL rute baru juga memiliki keunggulan latensi yang lebih rendah, bahkan hingga 2milidetik. Dengan latensi yang makin rendah, maka pengalaman masyarakt dalam mengakses video streaming dan gim makin nyaman. 

Untuk bermain gim, maka pengguna tidak perlu khawatir lagi terhadap kesenjangan respons perangkat dengan aplikasi gim. Sementara itu untuk video streaming, gerak bibir dan suara bakal seragam. 

Tidak hanya itu, operator penyelenggara infrastruktur - yaitu Telkom dan XL Axiata - berpeluang mendapat tambahan pendapatan dengan menjual bandwidth yang langsung ke Amerika Serikat. 

Telkom dan XL Axiata dapat menawarkan jasa penjualan tersebut kepada para pelanggan korporasi yang terdapat di Australia, Malaysia, dan Singapura. 

“Operator bisa berjualan ke perusahaan teknologi informasi dan komunikasi di Malaysia dan Singapura, dengan menawarkan jaringan cadangan atau rute alternatif,” kata Ian. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kehadiran SKKL Bifrost dan Echo harus disertai dengan kepastian keamanan data dalam negeri. Arus data Indonesia - Amerika Serikat yang makin cepat berisiko menghadirkan serangan siber yang lebih banyak dari sebelum SKKL Bifrost-Echo hadir. 

“Bagi Indonesia tentu ada alasan keamanan nasional dan dan bagi operator telekomunikasi lokal juga sharing bisnis,” kata Heru. 

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dan PT XL Axiata Tbk. memperluas jangkauan SKKL yang dimilikinya, dengan menghubungkan langsung Indonesia dengan Amerika bagian utara. 

Keduanya bakal bekerjasama dengan Google dan Facebook menggelar SKKL Bifrost dan Echo. Untuk Bifrost -SKKL yang dibangun Telkom dan Facebook -  ditargetkan rampung pada 2024, sedangkan Echo ditargetkan rampung 2023. 

Dalam membangun Bifrost, Telkom dan Facebook menggandeng Keppel Telecommunications & Transportation Limited (Keppel T&T) membangun kabel bawah laut jalur baru transpasifik. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper