Fitur Timelapse Google Earth Tunjukkan Perubahan Drastis Iklim

Laurensia Felise
Senin, 19 April 2021 | 21:22 WIB
Cuaca ekstrem melanda Amerika Serikat yang berdampak pada penurunan produksi minyak dan mengganggu ketersediaan pasokan listrik. /Bloomberg
Cuaca ekstrem melanda Amerika Serikat yang berdampak pada penurunan produksi minyak dan mengganggu ketersediaan pasokan listrik. /Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Google merilis sebuah fitur baru dalam aplikasi Google Earth yang mampu menunjukkan perubahan iklim yang drastis pada beberapa wilayah selama hampir 4 dekade terakhir.

Melansir dari CNN, Senin (19/04/2021), fitur bernama Timelapse ini menyajikan pencitraan visual tentang bagaimana Bumi berubah akibat perubahan iklim dan perilaku manusia. Dengan mengambil gambar statis yang diubah menjadi tampilan 4D, pengguna bisa melihat timelapse yang menunjukkan berbagai perubahan seperti melelehnya es hingga pertumbuhan wilayah yang sangat pesat.

Timelapse mengompilasi 24 juta foto satelit yang diambil dari 1984 hingga 2020 yang membutuhkan waktu proses selama 2 juta jam di ribuan mesin Google Cloud.

Proyek ini bekerja sama dengan NASA, program Landsat dari Survei Geologis Amerika Serikat, program Copernicus dari Uni Eropa beserta dengan satelit Sentinel miliknya, dan Laboratorium Create dari Universitas Carneige Mellon yang membantu dalam pengembangan teknologi dari Timelapse.

Pengguna bisa mengeksplor Timelapse di Google Earth dengan membuka situs earthengine.google.com/timelapse/ kemudian mengetik berbagai lokasi yang ingin dituju dalam mesin pencarian dan dari sana pengguna bisa melihat perubahan selama 36 tahun terakhir.

Fitur Timelapse Google Earth Tunjukkan Perubahan Drastis Iklim

Google telah mencabut berbagai elemen seperti awan dan bayangan pada citra satelit dan telah mengomputasi setiap piksel dari setiap lokasi di Bumi untuk setiap tahunnya sejak 1984. Ini kemudian dijahit menjadi satu kesatuan dalam bentuk video timelapse.

Beberapa contoh lokasi yang bisa dilihat adalah adanya perubahan lokasi di kawasan Cape Cod, pertumbuhan agrikultur di tengah padang pasir di Al Jowf, Arab Saudi, serta pengembangan pantai Songdo yang merupakan buatan manusia di Busan, Korea Selatan.

"Bukti visual bisa memutus perdebatan yang tidak bisa dikomunikasikan dengan kata-kata terkait dengan isu kompleks bagi semua orang," ujar Rebecca Moore selaku direktur di Google Earth dalam tulisan blog resmi Google.

Pihak Google berharap adanya fitur ini bisa membantu pemerintah, peneliti, jurnalis, guru, dan advokat yang menganalisa citra satelit, tren identitas, dan membagikan penemuannya dengan tujuan menilai kesehatan dan kesejahteraan pada kawasan tempat tinggal semua orang. Di saat yang sama, pihaknya juga mendukung penggunaan Timelapse sebagai medium pendidikan yang menginspirasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Laurensia Felise
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper