Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xiaomi Wang Xiang mengingatkan kelangkaan cip akan memaksa perusahaan menaikkan harga produknya.
Sebab, kondisi tersebut akan memberi tekanan terhadap biaya operasional. Hingga saat ini, Xiaomi merupakan produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia.
“Kami terus mengoptimalkan biaya perangkat keras [hardware] kami, itu yang pasti. Seujujrnya, kami akan melakukan yang terbaik untuk memberikan harga terbaik bagi konsumen. Tetapi kadangkala, kami harus membebankan kenaikan harga pada konsumen di sejumlah kondisi,” katanya, dikutip dari phonearena.com, Minggu (28/3/2021).
Kelangkaan cip tidak hanya mempengaruhi produksi ponsel pintar, tetapi juga mempengaruhi produksi gim dan otomotif.
Kekurangan pasokan cip terutama disebabkan oleh pandemi Covid-19. Tren work at home akibat Covid-19 memacu permintaan peralatan rumah dan elektronik melampui yang diperkirakan.
Hal ini pun menyebabkan sejumlah produsen harus menimbun sehingga mereka memiliki stok lebih banyak daripada biasanya.
Huawei juga mulai memborong komponen di saat yang sama untuk bertahan hidup dari terpaan sanksi Amerika Serikat. Situasi ini juga diperparah dengan badai yang terjadi Februari lalu di Texas sehingga berdampak pada operasional Samsung di Austin.
Selain itu, Qualcomm juga kesulitan untuk mencapai produksi sesuai permintaan sehingga mendisrupsi produksi ponsel Samsung level low dan mid-range.
Perusahaan asal Korea Selatan itu bahkan sudah berurusan dengan ketidakseimbangan serius dalam hal pasokan semikonduktor secara global. Kelangkaan cip dilaporkan telah menghambat produksi Snapdragon 888.
Berdasarkan riset Trenforce, kurangnya pasokan cip Qualcom 5G berpeluang memangkas produksi ponsel pintar hingga 5 persen pada kuartal II/2021.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), perusahaan yang memasok cip bagi Apple, juga dilaporkan terpengaruh dengan kondisi ini. Tetapi, sejauh ini Apple belum terpengaruh atas situasi ini.
“Ketatnya pasokan cip Qualcomm AP yang diproduksi TSMC akan mempengaruhi semua, kecuali Apple,” kata analis Samsung Sekuritas MS Hwang.