Bisnis.com, JAKARTA – OVO, platform pembayaran digital, mencatatkan tren peningkatan jumlah rekanan UMKM sebesar 95 persen pada 2020. Peningkatan terjadi seiring dengan sejumlah UMKM yang mulai beralih dan menggunakan pembayaran digital.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat para pelaku UMKM melakukan digitalisasi usaha untuk mempertahankan bisnis. Salah satunya adalah dengan digitalisasi pembayaran. Perusahaan berkomitmen untuk terus memberdayakan dan merangkul setiap merchant rekanannya, termasuk UMKM.
“Melihat potensi yang sangat besar dari sektor UMKM, OVO bersama regulator terus mengajak dan merangkul UMKM agar bisa masuk ke ranah digital,” kata Harumi dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (26/3/2021).
Harumi menambahkan langkah yang dilakukan OVO sejalan dengan target dari Kementerian Koperasi dan UKM serta pemerintah dalam menargetkan 30 juta UMKM untuk masuk pasar digital pada 2023.
Sebelumnya, dia mengatakan sejak Covid-19 pertama kali diumumkan perusahaan memastikan strategi yang dijalankan tepat untuk menghadapi kondisi ekonomi baru, khususnya terkait dengan kondisi ekonomi.
Selain itu, Harumi menuturkan terjadinya pertumbuhan pengguna baru OVO yang substansial, yaitu sebesar 267 persen seiring dengan kebiasaan baru mereka dalam berbelanja secara daring dan mengadopsi metode pembayaran non-tunai, seperti untuk pemesanan makanan, pembelanjaan e-commerce dan digital goods termasuk gim.
Sekadar informasi, saat ini OVO telah hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi.