Bisnis.com, JAKARTA - Pelacak asteroid NASA mendeteksi adanya batuan luar angkasa berukuran besar akan melewati bumi, Rabu (17/2/2021) besok.
Asteroid yang diberi nama 2021 BS3 diperkirakan berukuran 360 kaki (110m) atau setara dengan London Eye yang ikonik dan lebih panjang dari lapangan sepak bola. NASA mengatakan asteroid itu akan berada paling dekat dengan Bumi tepat pada pukul 1.58 malam GMT.
Namun secara teknis asteroid ini dikategorikan berada pada jarak yang dekat, sejatinya jaraknya sekitar 0,04423 Unit Astronomi (AU) dari Bumi. Ini setara dengan jarak rata-rata antara planet kita dan Matahari atau sekitar 4.111.435 mil.
Baca Juga Astaga, Ada Asteroid Palsu Menuju Bumi |
---|
Namun, terlepas dari proporsi yang mengesankan ini, tidak ada yang perlu ditakuti karena data dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) mengungkapkan bahwa puing-puing kuno itu akan dengan aman berlayar melewati dunia kita.
Selain ukuran dan jarak asteroid, para ahli NASA juga secara mengesankan mampu memberikan perkiraan kecepatan yang akurat. Dengan menggunakan teknologi mutakhir mereka, badan antariksa tersebut memastikan bahwa tubuh asteroid tersebut dapat melaju dengan kecepatan 10,37 km/s atau 23.197mph.
Sebagai perbandingan, asteroid ini sangat cepat, menembak ke luar angkasa sepuluh kali lebih cepat dari peluru yang ditembakkan dari pistol. Tetapi kecepatan seperti itu sebenarnya adalah normal di lingkungan luar angkasa yang ekstrem.
Baca Juga Kenali 10 Gejala Awal Diabetes |
---|
Di sini, kurangnya gesekan, dikombinasikan dengan gaya angkasa yang tampaknya mustahil dapat mempercepat objek seperti asteroid hingga kecepatan yang tidak terduga.
Kedatangan BS3 yang akan segera terjadi pada 2021 di lingkungan kosmik Bumi bertepatan dengan publikasi penelitian yang mengidentifikasi asteroid yang memusnahkan dinosaurus.
Para ahli asteroid Universitas Harvard berpikir sekarang mereka memahami bagaimana bongkahan besar batuan luar angkasa bertanggung jawab atas kawah Chicxulub yang membunuh reptil raksasa itu.
"Tata surya bertindak sebagai semacam mesin pinball. Jupiter, planet paling masif, menendang komet berperiode panjang yang masuk ke dalam orbit yang membuatnya sangat dekat dengan matahari," ujar para ahli dilansir dari Express UK, Selasa (16/2/2021).
Sementara itu dia menjelaskan komet berperiode panjang berasal dari wilayah tata surya yang disebut awan Oort. Dalam peristiwa penggembalaan matahari, bagian dari komet yang lebih dekat ke matahari merasakan tarikan gravitasi yang lebih kuat daripada bagian yang lebih jauh, menghasilkan gaya pasang surut di seluruh objek.
"Anda bisa mendapatkan apa yang disebut peristiwa gangguan pasang surut, di mana komet besar pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Dan yang terpenting, dalam perjalanan kembali ke awan Oort, ada kemungkinan yang lebih besar bahwa salah satu fragmen ini menghantam Bumi," tutur para ahli.