Bisnis.com, JAKARTA – OVO, layanan keuangan digital, dikabarkan akan melebur dengan Gopay, uang elektronik milik Gojek, seiring dengan kabar merger antara Gojek dengan Tokopedia.
Dilansir dari Dealstreet Asia, seorang eksekutif industri yang mengetahui kesepakatan itu mengatakan raksasa dagang el tersebut menentang gagasan untuk melepaskan kepemilikan Tokopedia di OVO, setelah ramai terdengar kabar bahwa Tokopedia bakal menarik diri dari OVO akibat rencana merger dengan Gojek.
Perusahaan afiliasi Tokopedia memiliki saham 41,1 persen dari perusahaan induk OVO, PT Bumi Cakrawala Perkasa. Sementara itu Grab menguasai 39,2 persen melalui anak perusahaannya GP Network Asia.
Adapun yang terjadi, menurut sumber Dealstreet Asia, kemungkinan OVO akan bergabung dengan unit pembayaran Gojek tersebut.
Mengenai hal tersebut, Head of Public Affairs OVO Sinta Setyaningsih menolak untuk berkomentar. Dia menegaskan OVO berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada penggunanya.
“Kami tidak mengomentari rumor yang beredar di market, kami akan terus fokus memberikan layanan pembayaran dan jasa keuangan yang terbaik untuk pengguna OVO,” kata Sinta kepada Bisnis.com, Kamis (4/2/2021).
Untuk diketahui, berdasarkan riset pasar oleh Ipsos pada Oktober 2020, OVO dan GoPay memiliki penetrasi pengguna masing-masing sebesar 46 persen. dan 35 persen.
Kemudian Snapcart pada Juni-Agustus 2020 mengungkapkan volume transaksi di OVO sebesar 25 persen dari total E-wallet Indonesia. ShopeePay masih yang tertinggi dengan 32 persen.