Bisnis.com, JAKARTA – Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI ) dan komputasi awan (cloud computing) dinilai memiliki peranan penting dari suksesnya transformasi digital ke depan.
Director of ICT Strategy and Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi menilai kedua teknologi tersebut akan masif untuk diadopsi mulai dari tahun ini, bahkan setelah pandemi Covid-19 telah mereda.
“Sebenarnya teknologi yang booming setelah Covid-19, bila ditinjau kembali dari sebelum dan sesudah, maka konektivitas dan kecepatan atau kualitas digital masih jadi yang utama dan hal ini ditopang oleh cloud dan setelahnya semua aktivitas [industri] akan mengarah ke sana,” katanya lewat diskusi virtual, Kamis (14/1/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan teknologi tersebut menjadi bagian yang tidak terlepas untuk meningkatkan efektivitas industri pada era akselerasi digital.
“Perkembangan AI di Indonesia terus membaik. Bahkan, saya dengar di Indonesia sudah ada strategi nasional untuk AI kami melihat pemerintah serius dalam pengembagan AI,” katanya.
Rosidi menilai untuk saat ini edukasi dan kesehatan menjadi sektor utama dan penting untuk mendapat adopsi dari teknologi tersebut. Hal ini juga untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lebih siap ketika teknologi 5G mulai diadopsi di Tanah Air.
“Berikutnya, teknologi 5G pada saat mengadopsi apa pemahamannya sudah siap? Makanya, kami sejak 2019 terus melakukan literasi dan knowledge sharing. Agar semua memiliki pemahaman, baik dari fungsi dan benefitnya,” kata Rosidi.
Berdasarkan riset dari Google, Temasek dan Bain & Company, 56 persen dari tambahan konsumen digital berasal dari non-metro.
Riset tersebut juga menunjukkan bahwa ekonomi digital pada 2020 mengalami lonjakan tajam, tumbuh 11 persen dibandingkan 2019 atau saat ini mencapai US$ 44 Miliar.
Tentunya, ini membuka peluang di beberapa bidang industri yang membuat potensi ekonomi digital membesar lebih dari US$ 124 miliar pada 2025.
Berdasarkan laporan tersebut, potensi digital ekonomi Indonesia disebut masih sangat terbuka lebar karena memiliki jumlah populasi terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengguna ponsel sebanyak 338 juta atau 124 persen dari total populasi nasional.