Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia harus bergerak cepat untuk mengadaptasi teknologi sebagai bagian dari transformasi digital yang semakin masif saat ini.
Direktur eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan transformasi digital merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Pasalnya, jika tidak ada keseriusan dalam adaptasinya, maka yang dipertaruhkan adalah masa depan Indonesia.
“Masa depan Indonesia taruhannya, apalagi di tengah pandemi yang tidak jelas kapan kurva melandai dan tuntas, transformasi digital adalah solusinya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (14/1/2021)
Heru menilai, adaptasi di berbagai industri harus gencar dilakukan mulai 2021. Adapun, bila terlambat sedikit kerugian yang ditaksir dari potensi ekonomi digital tidak akan bisa dinikmati, yakni hingga US$ 200 miliar pada 2025.
“Semua sektor diharap bergerak meski pandemi, dan kuncinya transformasi digital berlangsung. Segera benahi tantangan yang masih banyak. Mulai dari infrastruktur yang belum merata dan masih lelet kecepatan layanan data internetnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Heru menyebutkan bahwa untuk tidak melupakan menggenjot potensi vital, yakni sumber daya manusia (SDM) yang masih perlu literasi lantaran mereka menjadi bagian dari rantai penggerak ekonomi digital.
Dia melanjutkan untuk saat ini, sektor yang urgensi untuk segera ditransformasi adalah sektor pendidikan dan kesehatan.
“Pendidikan masih belum kelihatan strateginya seperti apa kecuali bantuan kuota saja. Padahal konten pendidikan masih terkendala, dan infrastruktur. Begitu juga sektor kesehatan. Padahal ke depan kesehatan akan terdigitalisasi dan data pasien tersentralisasi,” kata Heru.