XL Axiata: Jaringan 5G Butuh Lebih dari Frekuensi 2,3 GHz

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 27 Desember 2020 | 15:26 WIB
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menilai penyelenggaraan jaringan 5G di Indonesia membutuhkan lebih dari pita frekuensi 2,3 GHz agar bisa berjalan secara optimal kepada penggunanya.

Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan kesiapan implementasi teknologi 5G sangat tergantung pada ketersediaan frekuensi yang ideal. Makin lebar pita, maka makin sempurna manfaat yang diterima masyarakat, sehingga memberi dampak besar bagi industri telekomunikasi.

Adapun lebar pita yang ideal untuk gelar layanan teknologi terbaru tersebut berkisar 40 MHz – 100 MHz. Kualitas yang diberikan akan mengikuti lebar pita yang digunakan.

“Indonesia membutuhkan bukan hanya frekuensi 2,3 GHz, tetapi juga frekuensi yang memungkinkan memberikan pita yang lebih lebar lagi, sehingga memberikan kecepatan dan kenyamanan yang maksimal bagi pelanggan,” kata Ayu kepada Bisnis.com, Minggu (27/12/2020).

Dia mengatakan berdasarkan data GSMA, ekosistem global dalam pemanfaatan teknologi 5G banyak menggunakan pita frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Kedua pita frekuensi tersebut saat ini masih digunakan oleh operator satelit untuk kebutuhan perbankan, penyiaran hingga layanan telekomunikasi di daerah pelosok.

“Kami mendukung dan mendorong pemerintah agar bisa segera merealisasi ketersediaan frekuensi-frekuensi baru tersebut agar layanan 5G bisa segera digelar dengan tingkat kualitas layanan yang bagus,” kata Ayu.

Adapun mengenai peta persaingan akuisisi pelanggan pada 2021, Ayu berpendapat bahwa kompetisi di tahun depan masih tetap kompetitif. Operator akan memastikan harga produk yang ditawarkan terjangkau oleh masyarakat, seiring dengan kondisi ekonomi yang belum pulih.

Meski demikian, XL berharap pada semester kedua mulai ada pemulihan ekonomi dengan tersedianya vaksin dan sekaligus akan mendorong pemulihan daya beli masyarakat atas harga produk telekomunikasi di pasar.

“Rencana XL Axiata adalah untuk memastikan bahwa walaupun persaingan tetap agresif di pasar, kami akan terus berinovasi dengan produk-produk berbasis data yang menarik. Kami juga mengutamakan data analitik,” kata Ayu.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper