Nilai Frekuensi 2,3 GHz Diprediksi Tak Terlalu Mahal

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 14 Desember 2020 | 17:44 WIB
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai lelang pita frekuensi 2,3 GHz diprediksi tidak akan terlalu mahal. Kecilnya jumlah pita yang lelang, hanya 10 MHz, dan jumlah peserta yang setara dengan blok yang dilelang menjadi penyebab.

Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) Danny Buldansyah berpendapat bahwa harga lelang frekuensi 2,3 GHz kemungkinan tidak akan bertambah.

Pasalnya, jumlah blok yang dilelang pada 2,3 GHz dengan jumlah peserta lelang sama yaitu 3 blok dengan 3 peserta lelang. Masing-masing peserta hanya berpeluang mendapat tambahan pita frekeunsi sebesar 10 MHz di pita 2360-2390 MHz, sebagaimana yang tertulis dalam dokumen lelang.

“Tidak ada [naik harga lelang] siapa yang mau naikin? Peserta tinggal tiga, blok yang diperebutkan tiga,” kata Danny kepada Bisnis.com, Senin (14/12/2020).

Danny mengatakan bahwa frekuensi di 2,3 GHz akan memperkuat layanan Tri sekaligus membuat perseroan lebih efisien.

Saat sebuah titik layanan mencapai batas maksimal atau terlalu padat, operator umumnya harus menambah kapasitas atau menambah BTS agar layanan tetap prima.

Dengan hadirnya tambahan spektrum frekuensi, operator seluler dapat menjaga layanan agar tetap prima tanpa harus menambah kapasitas.Hal ini membuat perseroan lebih hemat secara investasi jaringan. Danny tidak menyebutkan nilai penghematan yang didapat.

“Sekarang kami bisa memberikan layanan dengan teknologi yang ada, tapi itukan ada batas waktu. Itu suatu saat pasti butuh tambahan frekuensi,” kata Danny.

Sekadar informasi, hingga kuartal III/2020 jumlah pelanggan Tri mencapai 38 juta pelanggan. Tri terus mengejar pertumbuhan jumlah pelanggan.

Dalam hal penggelaran jaringan, rencananya Tri akan mengalokasikan dana senilai US$200 juta pada 2021 untuk meningkatkan kapasitas jaringan di sejumlah titik dan US$100 juta untuk membangun jaringan di desa-desa.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan hanya tiga dari lima operator seluler calon peserta seleksi yang berhasil lolos evaluasi administrasi pengguna pita frekuensi radio 2,3 GHz pada Rentang 2360-2390 MHz.

Berdasarakan siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang dikutip, Senin (14/12/2020), ketiga operator seluler tersebut adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia), dan PT Smartfren Telecom (Smartfen). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper