Grab & Gojek Makin Intens ‘PDKT’, Jadi Merger Nih?

Aprianto Cahyo Nugroho
Rabu, 2 Desember 2020 | 21:43 WIB
Pengemudi ojek online menunjukan aplikasi digawainya saat menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pengemudi ojek online menunjukan aplikasi digawainya saat menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Grab Holdings Inc. dan Gojek telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pembicaraan untuk menggabungkan bisnis keduanya. Jika terlaksana, ini akan menjadi merger dengan nilai terbesar di Asia Tenggara.

Dilansir dari Bloomberg, dua perusahaan startup teknologi paling berharga di Asia Tenggara tersebut semakin mempersempit perbedaan pendapat dalam perundingan. Namun, sejumlah poin perjanjian masih perlu dinegosiasikan, menurut salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sumber mengatakan bahwa detail akhir kesepakatan tengah dikerjakan di antara para pemimpin paling senior di kedua perusahaan. CEO SoftBank Group Corp., yang merupakan investor utama Grab, Masayoshi Son, juga turut bergabung dalam pembicaraan tersebut.

Jika keduanya bergabung, salah satu pendiri Grab, Anthony Tan, akan menjadi CEO dari entitas merger tersebut, sementara eksekutif Gojek akan menjalankan bisnis gabungan baru di Indonesia di bawah nama Gojek.

Baik Gojek dan Grab masih dapat berjalan secara terpisah untuk jangka waktu yang lama. Merger tersebut pada akhirnya bertujuan untuk menjadi perusahaan publik.

Perwakilan Grab, Gojek, dan SoftBank menolak berkomentar. Pembicaraan masih berlangsung dan mungkin tidak akan menghasilkan transaksi merger dalam waktu dekat.

Kesepakatan tersebut juga membutuhkan persetujuan dari pemerintah, yang mungkin memiliki juga menimbulkan sentimen antitrust tentang penyatuan dua startup ‘Decacorn’ tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir Grab dan Gojek bersaing satu sama lain untuk meraih dominasi dominasi dalam bisnis aplikasi transportasi online, yang kini bertransformasi menjadi super app.

Investor telah mendorong keduanya untuk menggabungkan kekuatan di seluruh Asia Tenggara untuk mengurangi biaya dan menciptakan salah satu perusahaan internet paling kuat di Asia Tenggara.

Grab hadir di delapan negara dan kini bernilai lebih dari US$14 miliar, sedangkan Gojek memiliki valuasi hingga US$10 miliar dan telah hadir di Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

SoftBank telah mendorong kesepakatan merger sejak Masayoshi Son mengunjungi Indonesia pada bulan Januari, tetapi belum ada kemajuan sejak saat itu. Persaingan lama dan kepribadian yang berbeda antara para pemimpin kedua perusahaan telah menyebabkan negosiasi menemui jalan buntu.

Di sisi lain, pesatnya perkembangan bisnis Sea Ltd. sebagai pemain e-commerce dan pembayaran digital telah memicu dorongan baru terhadap pembicaraan merger Grab-Gojek. Dompet elektronik Sea Ltd. yang berbasis di Singapura, ShopeePay, telah memperoleh pangsa pasar dengan cepat, dibantu oleh popularitas platform e-commerce Shopee yang semakin meningkat.

Di pasar Indonesia, perkembangan Shopee dan ShopeePay menjadi tantangan tersendiri bagi pasar GoPay dan OVO, yang masing-masing dipegang oleh Gojek dan Grab.

Kepala analis investasi Temasek Holdings Pte Rohit Sipahimalani mengatakan pesatnya pertumbuhan Sea dari sebuah perusahaan rintisan menjadi perusahaan paling berharga di Asia Tenggara dalam 10 tahun terakhir telah menjadi inspirasi  rbesar" bagi perusahaan internet lokal belakangan ini

Sea menjadi perusahaan pada tahun 2017 setelah meraih lebih dari US$720 juta dalam penawaran umum perdana. Kini, kapitalisasi Sea mendekati US$88 miliar.

 “Masyarakat kini melihat bahwa pasar publik adalah alternatif yang layak bagi perusahaan internet di Asia Tenggara,” kata Sipahimalani, dalam sebuah wawancara pada peluncuran laporan e-Conomy pada bulan November.

“Namun mereka juga menyadari bahwa mereka perlu mencapai skala tertentu, itulah mengapa jalur IPO menjadi lebih menarik. Saya pikir IPO menjadi tujuan dari sejumlah dialog seputar merger dan konsolidasi di wilayah ini," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Dia menolak mengomentari kesepakatan Grab dan Gojek. Meskipun Temasek juga salah satu investor di Gojek, perusahaan investasi Singapura tersebut tidak ikut serta dalam negosiasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper