Ideosource : Industri Gim Masih Diminati

Akbar Evandio
Jumat, 27 November 2020 | 17:38 WIB
Ilustrasi ESports/Reuters-Sergio Perez
Ilustrasi ESports/Reuters-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ideosource Venture Capital menyebutkan industri gim masih mendapatkan perhatian dan kucuran dana segar oleh para pemodal.

Chief Executive Officer Ideosource Venture Capital Andi Boediman mengatakan tahun ini sektor olahraga elektronik (e-sports) mendapatkan angin segar lantaran terdapat beberapa investasi di bidang tersebut.

E-sports ini cukup mirip seperti berinvestasi di klub bola, [sektor ini] punya defensible position dari tim lokal. Tidak seperti game yang free market dan berkompetisi secara global,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (27/11/2020).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pengembang game dan e-sports sebenarnya berada dalam industri yang sama yakni permainan. Tetapi, yang membedakan hanya dari sisi rantai nilainya.

“Investor melihat yang risiko lebih kecil dan potensinya besar, itu cara pandangnya. Selama game dari sisi kreator bisa memastikan itu, investor pasti masuk,” katanya.

Sekedar catatan, perusahaan induk dari EVOS Esports Attention Holdings (ATTN) menerima pendanaan seri B senilai US$12 juta pada Oktober 2020 yang dipimpin oleh Korea Investment Partners.

Adapun sejumlah perusahaan lainnya juga terlibat dalam pendanaan yang didapatkan Attention Holdings (ATTN), seperti Insignia Ventures Partners, Mirae Asset Ventures, Woowa Brothers, dan Indogen Capital adalah beberapa perusahaan di Asia Tenggara dan Jepang yang terlibat dalam pendanaan tersebut.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi pun sepakat bahwa e-sports memang sedang naik daun. Hal ini dikarenakan terdapat komitmen pasar dalam ekosistem tersebut.

E-sports tentu pengerjaan berbeda, dan ada komitmen ekosistem menggunakan. Kan tidak semua games bisa dan dipakai e-sports,” katanya.

Namun, dia mengamini bahwa dana segar memang agak sulit untuk masuk ke pengembang gim lokal. Pasalnya, mayoritas investor sangat selektif lantaran pandemi Covid-19.

“Investor masih tiarap untuk membiayai startup kecuali yang sudah jadi atau tingkatan unicorn. Untuk game juga termasuk, hal itu karena bisnis game agak berbeda. Usianya cepat, perlu terus pembaruan karakter dan cerita, apalagi game lokal, yang harus bersaing secara berat dengan pembuat games asing,” kata Heru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper