Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka peluang bagi PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Rencananya IPO dilakukan pada 2021 atau pertengahan 2022.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan seiring dengan berkembangnya tren investasi atau pengembangan perusahaan rintisan (startup), perusahaan BUMN dapat terlibat dalam investasi tersebut.
Perusahaan BUMN tidak harus membangun perusahaan rintisan atau aplikasi sendiri. Bahkan, perusahaan aplikasi yang telah dibangun oleh BUMN – seperti LinkAja – dapat dijadikan semi perusahaan rintisan.
Kartika menjelaskan terdapat sejumlah model dalam pengembangan perusahaan rintisan oleh BUMN. Pertama, bagi perusahaan BUMN yang memiliki kemampuan –seperti perbankan –dapat membangun perusahaan rintisan sendiri. Kedua, bagi perusahaan yang tidak memiliki kemampuan, dapat berkolaborasi dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengembangkan perusahaan rintisan baru, misalnya seperti permulaan munculnya LinkAja..
“Jadi investasinya kami bagi, seperti LinkAja dibagi ke tujuh perusahaan tentunya kapital yang dikeluarkan kan kecil karena semuanya ikut berinvestasi. Ke depannya, bisa kita IPO-kan, seperti LinkAja tidak menutup kemungkinan suatu hari kita IPO-kan,” kata Kartika dalam diskusi virtual Money Talks, Rabu (25/11/2020).
Dia mengatakan dengan melakukan IPO maka proses pendanaan akan makin mudah. Sebab, pendanaan tidak lagi bertumpu pada BUMN, melainkan juga kepada publik dan pihak swasta.
Kartika ingin agar ekosistem perusahaan rintisan yang dikembangkan oleh BUMN terbuka dari sisi platform dan investasi sehingga tidak membebani BUMN.
Dalam mewujudkan rencana tersebut peran perusahan modal ventura BUMN – MDI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures – adalah sebagai pemberi pendanaan di awal.
“Model ini yang akan kami lakukan ke depan agar pengembangan [perusahaan rintisan] tidak selalu menggunakan belanja modal dari internal perbankan, bisa juga menggunakan ekosistem modal ventura atau ekosistem berbagi investasi [melalui] capital market ini, sehingga beban BUMN kecil tidak terlalu berat dan dapat dinikmati bersama” kata Kartika.
Adapun mengenai proses IPO LinkAja, kata Kartika, Kementerian BUMN saat ini masih dalam tahap penggalangan dana.
Kementerian BUMN akan mengumumkan hasil dari penggalangan dana yang dilakukan sekitar 1 - 2 bulan lagi. Dia yakin saat itu diumumkan akan ada investor swasta yang masuk dan berinvestasi di LinkAja.
“Jadi [pendanaan LinkAja] Seri A dulu kan dari BUMN, nanti ketika Seri B ada dari swasta. Mungkin kita ke Seri C dulu terus baru ketika Seri D nanti kita IPO. Jadi bayangan saya sekitar 1 -1,5 tahun lagi karena masih dalam pengembangan dan yang paham bisnis ini dahulu,” kata Kartika.