Ride Hailing Alihkan Fokus, Pesan Antar Makanan Jadi Unggulan

Akbar Evandio
Jumat, 13 November 2020 | 10:42 WIB
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) berpendapat perusahaan rintisan berbasis ride hailing akan beradu inovasi untuk memimpin pasar pada akhir tahun ini.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menilai bahwa inovasi tersebut akan berfokus pada segmen pengiriman makanan dan pengiriman jarak jauh.

“Inovasi di sisi food delivery akan terus berkembang, ride hailing sudah melihat sendiri pertumbuhan di segmen ini. Jadi dominasi pasar tentu di salah satu growth segmen seperti food delivery,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (12/11/2020).

Dia melanjutkan bahwa dari sisi ride hailing sendiri akan beralih penggunaanya untuk pengiriman jarak jauh, hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 masih menyulitkan pelaku ride hailing untuk mengangkut penumpang. Adapun, dari sisi teknologi, rata-rata akuisisi dan inovasi dan kerja sama dengan sektor lain juga telah dilakukan pelaku ride hailing untuk bisa bertahan di tengah pandemi.

“Kerja sama dan inovasi yang marak terjadi [selama pandemi Covid-19], seperti lending, pay later, asuransi, investasi, reksadana, payment, dan lainnya,” kata Edward.

Sekadar catatan, hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019—kuartal II/2020 mencatatkan bahwa Grab dan Gojek menjadi layanan aplikasi transportasi daring yang paling sering digunakan oleh masyarakat.

Terdapat 21,3 persen responden yang mengaku sering menggunakan aplikasi Grab untuk bepergian. Kemudian, 19,4 persen responden mengaku kerap menggunakan aplikasi Gojek saat hendak bepergian.

Sementara itu, responden yang memilih layanan aplikasi transportasi daring lainnya, seperti Anterin, Bonceng, Maxim, dan FastGo berkisar di rentang 0,1 persen—0,3 persen. Adapun, 58,1 persen responden mengaku tak pernah menggunakan layanan aplikasi transportasi daring.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper