Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) diyakini akan meraup manfaat besar ke depan seiring dengan melesatnya pertumbuhan jumlah pengguna internet di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Laporan e-Conomy SEA menyebutkan ada 40 juta pengguna baru internet di Asia Tenggara, dengan 63 persen dari jumlah tersebut berada di Indonesia.
Co-Founders and Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menilai bahwa arah dan percepatan menuju era keemasan digital Indonesia berada dalam jalur, seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet di Asia Tenggara.
Laporan Google menvalidasi pembangunan ekonomi digital Indonesia selama ini, sudah melewati semua negara Asia Tenggara. Indonesia, kata Willson, berpotensi melakukan loncatan pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan hingga melebihi negara-negara lain di seluruh dunia.
“Fondasi digital sudah dibangun dengan baik, penduduk juga makin terbiasa dengan penggunaan teknologi, model bisnis pun makin kokoh,” kata Willson kepada Bisnis.com, Selasa (10/11/2020).
Dia menjelaskan merujuk data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) yang dipublikasikan beberapa waktu lalu, terdapat sekitar 25,5 juta pengguna baru internet di Indonesia. Artinya sekitar 63 persen dari 40 juta pengguna baru internet di Asia Tenggara tinggal di Indonesia.
Kontribusi ekonomi digital di Indonesia pun mencapai US$44 miliar, 40 persen dari ekonomi digital Asia Tenggara.
Dia mengatakan momentum pertumbuhan ini harus terus dijaga oleh perusahaan rintisan, disertai dengan disiplin keuangan sehingga bisa bertahan dengan baik selama masa resesi.
“Perusahaan rintisan juga harus terus membangun fondasi kemampuan mereka. Agar mereka bisa menangkap peluang dari bonus demografi Indonesia dan Asia Tenggara dalam tahun-tahun ke depan,” kata Willson.