Penyedia Jasa Internet Kecil Butuh Perhatian

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 26 Oktober 2020 | 14:10 WIB
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asoasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (Apjii) mengungkapkan kebutuhan internet pada tahun ini melonjak tajam. 

Sayangnya, para penyedia internet berskala kecil kesulitan dalam memanfaatkan peluang ini.

Ketua Umum Apjii, Jamalul Izza mengatakan selama 9 bulan pertama 2020, lalu lintas data di Apjii tumbuh lebih dari dua kali lipat. Pertumbuhan melesat dari 400 Gbps pada Desember 2019 menjadi 850 Gbps di September 2020.

Kendati demikian, penyelenggara jasa internet skala kecil sebagian besar hanya bisa menjadi penonton karena kurangnya flexibilitas permodalan dan pilihan teknologi.

“Ironisnya, penyelenggara skala kecil inilah yang menjadi garda terdepan karena mayoritas dari mereka melayani kebutuhan Internet di rural area dan pedesaan di mana menurut penyelenggara skala besar dan menengah skala ekonominya belum mencukupi untuk penggelaran layanan,” kata Jamal dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (26/10).

Jamal pun berharap agar program internet yang diinisiasi pemerintah dapat disalurkan melalui anggota Apjii dengan skala kecil. Alhasil, selain internet tersalurkan ke pelosok, pemerintah juga menumbuh kembangkan ekosistem industri digital secara lebih merata.

Sebelumnya, pada Agustus 2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sempat mengatakan untuk mengakselerasi ketersediaan internet di 12.500 desa yang belum terkoneksi. Sekitar 9.000 desa merupakan bagian Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), sisanya sebanyak 3.000 desa menjadi kewajiban operator seluler.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper