Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan menemukan tiga fosil monyet di bekas tambang lignit di Provinsi Yunan, China. Berjenis mesopithecus pentelicus mereka yakin itu adalah fosil monyet tertua yang pernah ditemukan di luar Afrika, yang berevolusi untuk bertahan dari perubahan iklim.
Profesor Antropologi di Penn State, Nina G. Jablonski, mengatakan itu adalah nenek moyang dari banyak monyet yang hidup di Asia Timur. “Salah satu hal yang menarik dari perspektif paleontologi adalah bahwa monyet ini hidup di tempat dan waktu yang sama dengan kera purba di Asia,” ujarnya seperti dilansir dari Express UK, Rabu (14/10/2020),
Jablonski menjelaskan mesopithecus pentelicus diperkirakan telah pindah dari Eropa Timur selama akhir era Miosen atau periode perubahan lingkungan yang dramatis. "Ini adalah kasus yang menarik dalam evolusi primata karena membuktikan nilai keserbagunaan dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan yang beragam dan berubah," tuturnya,
Dari tiga fosil yang ditemukan, salah satunya diperkirakan rahang bawah, bagian lainnya adalah tulang paha, atau tulang kaki bagian atas. Namun, salah satu temuan terpenting adalah kalkaneus kiri, atau tulang tumit.
Para peneliti mengatakan tulang ini memberikan wawasan kunci tentang bagaimana monyet akan bergerak dan menempuh jarak yang sangat jauh. Jablonski menyebut arti penting dari kalkaneus adalah menunjukkan bahwa monyet telah beradaptasi dengan baik untuk bergerak dengan gesit dan kuat baik di tanah maupun di pepohonan.
“Keserbagunaan alat gerak ini tidak diragukan lagi berkontribusi pada keberhasilan spesies ini dalam menyebar melintasi koridor hutan dari Eropa ke Asia," tegasnya.
Laporan tersebut menambahkan bahwa kaki dan tulang rahang kemungkinan berasal dari seekor betina. Studi tentang gigi monyet menunjukkan pola makan tumbuhan, buah-buahan dan bunga. Ini berbeda dengan pola makan kera yang kebanyakan berbasis buah.
Meskipun mesopithecus pentelicus sekarang telah punah, spesies tersebut dapat melakukan perjalanan jarak jauh, beberapa ditemukan di Yunani. Spesies ini diperkirakan ada antara lima juta dan tujuh juta tahun yang lalu, dan merupakan contoh dari 'monyet Dunia Lama'.
Bagian dari kelangsungan hidup spesies mungkin karena kemampuan monyet untuk mencerna hal-hal seperti daun dan biji. Mereka juga tidak perlu terlalu khawatir tentang air karena proses pencernaan mereka memungkinkan mereka mendapatkan air dari tumbuh-tumbuhan.
Jablonski menambahkan monyet-monyet ini sama dengan yang ditemukan di Yunani selama periode waktu yang sama, Mereka kemungkinan menyebar dari suatu pusat di suatu tempat di Eropa tengah dan melakukannya dengan cukup cepat. “Itu sangat mengesankan ketika Anda memikirkan berapa lama waktu yang dibutuhkan seekor hewan untuk menyebar puluhan ribu kilometer melalui hutan dan hutan," imbuhnya.