Bisnis.com, JAKARTA – Data agregat atau big data analytic disinyalir menjadi alasan kuat PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. tertarik untuk investasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).
Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Ridwan Effendi menilai salah satu alasan Telkom ingin investasi di Gojek karena sistem data agregat yang dimiliki oleh startup yang kini menyandang status decacorn itu.
Ridwan menuturkan bahwa Telkom sebelumnya sempat berusaha untuk mengembangkan data agregat melalui Blanja.com, sayangnya rencana tersebut tidak nampak hasilnya hingga Blanja.com berhenti beroperasi.
“Saya menduga Telkom tertarik dengan big data dari pasar yang dimiliki Gojek,” kata Ridwan kepada Bisnis.com, Senin (12/10/2020).
Ridwan berpendapat seadainya rencana investasi Telkom ke Gojek berjalan mulus, maka kedua belah pihak dapat tumbuh bersama dengan mengolah big data yang dimiliki masing-masing perusahaan.
Telkom memiliki sistem pembuatan profil atau profiling yang lengkap mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Adapun, Gojek kuat dalam hal profiling gaya hidup.
Kolaborasi keduanya akan membuat Telkom memahami karakter masyarakat tidak hanya dari kebiasaan komunikasi mereka, namun juga kebiasaan masyarakat dalam berbelanja dan memesan makanan. Dengan menguasi data tersebut maka Telkom dapat mengeluarkan produk yang lebih variatif.
“Saat ini waktunya bagi Telkom untuk masuk ke industri digital dan memperkuat portfolio digitalnya,” kata Ridwan.
Ridwan juga berpendapat bahwa kolaborasi keduanya dapat menjadi contoh bagaimana operator telekomunikasi dan penyelenggara over the top (OTT) bekerja sama saling menguntungkan. Operator telekomunikasi tidak hanya sebagai pemilik infrastruktur yang dimanfaatkan oleh OTT, melainkan dapat memetik manfaat yang lebih besar.
Telkom dikabarkan akan berinvestasi ke Gojek melalui anak usahanya yaitu Telkomsel. Kepada Bisnis.com, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro belum dapat bercerita mengenai perkembangan rencana tersebut.
Setyanto hanya mengatakan bahwa Telkomsel dalam mengembangkan layanan dan produk yang customer-centric, akan terus berusaha untuk mencari peluang pengembangan usaha.