Ungkap Lubang Hitam Galaksi, Fisikawan Raih Hadiah Nobel Fisika

Novita Sari Simamora
Rabu, 7 Oktober 2020 | 06:55 WIB
Roger Penrose, Andrea Ghez dan Reinhard Genzel (dari kiri ke kanan) meraih hadiah Nobel atas temuan lubang hitam di Galaksi Bima Sakti
Roger Penrose, Andrea Ghez dan Reinhard Genzel (dari kiri ke kanan) meraih hadiah Nobel atas temuan lubang hitam di Galaksi Bima Sakti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fisikawan matematika, Roger Penrose dan dua astronom Andrea Ghez dan Reinhard Genzel, mengantongi hadiah Nobel Fisika karena telah menemukan lubang hitam raksasa di tengah galaksi.

Mereka memenangkan Hadiah Nobel Fisika 2020 untuk penemuan yang berkaitan dengan benda paling masif dan misterius di alam semesta - lubang hitam.

Fisikawan matematis Inggris Roger Penrose, 89 tahun, menerima setengah hadiah untuk karya teoritis yang menunjukkan bagaimana teori relativitas umum Albert Einstein menghasilkan lubang hitam, yang memiliki tarikan gravitasi yang begitu kuat sehingga cahaya pun tidak bisa lepas.

Astronom AS Andrea Ghez, 55 tahun, dan astronom Jerman Reinhard Genzel, 68 tahun, berbagi separuh lainnya dari penghargaan 10 juta kronor (US$1,1 juta) untuk penemuan mereka atas lubang hitam paling terkenal di alam semesta - objek supermasif di tengahnya dari Bima Sakti.

black hole, lubang hitam, hadiah nobel fisika
black hole, lubang hitam, hadiah nobel fisika

Lubang hitam yang ada di Galaksi Bima Sakti

Sejak 1990-an, Ghez dan Genzel masing-masing memimpin kelompok yang telah memetakan orbit bintang-bintang yang dekat dengan Pusat Galaksi. Studi ini membuat mereka menyimpulkan bahwa objek yang sangat masif dan tak terlihat pasti mendikte pergerakan panik bintang.

“Objek yang dikenal sebagai Sagitarius A* (Sgr A*) adalah bukti paling meyakinkan dari lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti,” kata Royal Swedish Academy of Sciences, yang memberikan penghargaan tersebut.

Sementara itu, ahli astrofisika Monica Colpi dari Universitas Milan Bicocca di Italia mengatakan bahwa hadiah tersebut sangat pantas bagi mereka. "Data pengamatan oleh Genzel dan Ghez sangat bagus dan benar-benar unik dalam kemampuannya memantau gerakan bintang di sekitar objek ini. Data mereka membuktikan bahwa Sgr A * memiliki kepadatan yang konsisten dengan bentuk lubang hitam supermasif.”

Ahli astrofisika Heino Falcke setuju. “Mereka memberikan kontribusi mendasar untuk menetapkan bahwa jantung gelap galaksi ini ada,” kata Falcke, yang berada di Universitas Radboud di Nijmegen, Belanda.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper