Frekuensi Radar Cuaca Berpotensi Terganggu, BMKG Surati Menkominfo

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 4 Oktober 2020 | 11:49 WIB
Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran Jakarta Pusat./bmkg
Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran Jakarta Pusat./bmkg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penggunaan jaringan WiFi bertenaga besar berpotensi mengganggu jaringan radar cuaca sehingga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) pun bersurat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta perlindungan frekuensi radar cuaca.  

Kabag Humas BMKG Topan Maulana mengatakan bahwa radar cuaca BMKG bekerja pada frekuensi C.Band pada rentang 5600—5650 MHz.

Letak radar cuaca yang berdekatan dengan frekuensi WiFi 5,725–5,82 MHz, menyebabkan frekuensi radar cuaca rentan ‘bertabrakan’ dengan WiFi. Peluang tabrakan tersebut makin besar seiring dengan penggunaan layanan internet oleh masyarakat pada pandemi ini.

“Dampak dari gangguan citra radar cuaca tersebut sangat memengaruhi kualitas layanan informasi cuaca untuk keselamatan penerbangan,” kata Topan kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2020)

Dia mengatakan bahwa BMKG telah berkordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memohon perlindungan frekuensi untuk radar cuaca, agar tidak mengganggu frekuensi radar cuaca.

Radar cuaca berguna untuk memperoleh informasi seputar cuaca secara waktu nyata. Industri penerbangan, menjadi salah satu industri yang sangat bergantung pada radar cuaca untuk membaca kondisi udara di suatu udara.

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward menjelaskan bahwa gangguan frekuensi terjadi karena dua faktor.

Pertama, kualitas filter diantara kedua frekuensi tersebut jelek sehingga menyebabkan frekuensi WiFi dan radar cuaca bercampur.

Kedua, pengaturan yang WiFi yang terlalu ke bawah sehingga bercampur dengan frekuensi radar cuaca.

Dari jenis WiFi, kata Ian, WiFi yang berada di luar ruangan lebih berpotensi mengganggu frekuensi radar cuaca. Pasalnya, WiFi luar ruangan menggunakan tenaga yang besar dan cakupan yang luas hingga 20 km.

Cakupan WiFi yang luas dimanfaatkan oleh penyedia jasa internet untuk menghemat biaya dalam menyalurkan akses internet. Para penyedia jasa internet tidak perlu menarik kabel serat optik untuk memberi akses internet cukup dengan WiFi.

Power WiFi outdoor sekitar 2 watt, itu sudah lumayan mengganggu. Radar cuaca kan menembak ke atas kemudian radar menerima pantulan yang lemah. Pantulan itu yang nantinya akan bermasalah karena tertabrak WiFi dengan tenaga yang kuat,” kata Ian.   

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Zufrizal
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper