Bisnis.com, JAKARTA - Persaingan ponsel pintar tidak lagi menyasar pada keunggulan kamera, memori, dan cipset. Pasalnya, konsumen mulai melirik akan kebutuhan kecepatan pengisian daya baterai.
Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI), Ali Soebroto mengatakan saat ini setiap vendor tengah berbondong-bondong menuju ke era pengisian daya baterai super cepat atau fast charging.
“Saat ini, untuk pengisian daya baterai ini selaras dengan perkembangan mobil elektrik, vendor berlomba lomba memperpendek waktu pengisian, kapasitas dan bahkan memperpanjang umur baterai,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin, (28/9/2020).
Menurutnya, potensi perangkat keras untuk kebutuhan ponsel pintar yang masih bisa digali, salah satunya dari baterai. Kemudian, dari sisi perangkat lunak aplikasi akan terus mengalami peningkatan.
Dikutip dari TechRadar, saat ini berbagai ponsel telah dibekali dengan pengisian daya 65 W. Sebagai perbandingan, pengisian cepat 65 W dapat mengisi baterai 4000 mAh dalam waktu sekitar 27 menit.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), Ina Hutasoit melihat bahwa teknologi pengisian cepat akan membawa patokan dan standar baru pengisian daya ponsel pintar di seluruh dunia.
Dia memperkirakan permintaan konsumen terhadap pengisian daya cepat makin meningkat di kala pandemi Covid-19. Menurutnya, era pengisian daya baterai cepat akan hadir pada pertengahan 2021.
Oleh karena itu para vendor ponsel tengah berlomba di sektor pengisian daya super cepat untuk menjawab kebutuhan pasar itu. Vendor berusaha untuk menjaring konsumen dengan memberikan kecepatan pengisian daya ponsel.
“Tentunya [minat konsumen] akan meningkat, tetapi belum tahun ini, paling cepat pertengahan tahun depan, karena Covid-19 banyak development yang tertunda,” ujarnya.