Bisnis.com, JAKARTA - Berkolaborasi dengan Jejak.in, startup di bidang lingkungan hidup, Gojek luncurkan fitur baru GoGreener Carbon Offset sebagai pilihan memudahkan pengguna menyerap jejak karbon (carbon footprint) yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.
Fitur terbaru hasil kolaborasi teknologi dengan salah satu alumni program akselerator startup Gojek Xcelerate ini akan tersedia melalui shuffle card GoGreener Carbon Offset pada aplikasi Gojek.
Pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dan kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.
Kemudian untuk memotivasi para pengguna dalam menggunakan fitur ini, Gojek akan menggandakan jumlah pohon yang ditanam pengguna pada enam bulan pertama sejak peluncuran.
Dan guna memastikan transparansi, pengguna juga dapat mengakses dashboard yang tautannya dapat ditemukan di fitur GoGreener Carbon Offset, untuk memantau foto dan pertumbuhan pohon, serta data lainnya seperti diameter dan tinggi pohon.
Penanaman pohon dilakukan oleh mitra konservasi GoGreener Carbon Offset, yaitu Lindungi Hutan yang bersama para petani akan membantu proses penanaman, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan pohon.
Co-founder & Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan bahwa inovasi ini menjadikan Gojek sebagai penyedia layanan ride-hailing pertama di Indonesia dan dunia yang mengembangkan inovasi carbon offset secara business to consumer (B2C).
Menurutnya upaya gotong royong ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk berperan aktif melestarikan lingkungan hidup dan mengembangkan hutan kota.
“Kami percaya bahwa kolaborasi teknologi menjadi kunci penting untuk menjembatani setiap kebutuhan masyarakat. Gojek terus mengajak sesama anak bangsa seperti Jejak.in untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas melalui berbagai inovasi, termasuk di bidang lingkungan," ujarnya, Rabu (16/09/2020).
Menurutnya Jejak.in merupakan mitra yang tepat untuk kolaborasi ini, karena memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pelestarian lingkungan hidup.
Kevin menyatakan bahwa inovasi teknologi ini merupakan sebuah komitmen awal Gojek untuk berkontribusi pada isu lingkungan yang sudah seharusnya menjadi fokus setiap orang.
“Kami akan terus mengembangkan inovasi ini agar dapat memberikan dampak yang lebih besar,” ujarnya.
Head of Third-Party Platform Gojek Sony Radhityo menjelaskan bahwa Third-party platform merupakan strategi Gojek menggali potensi penyedia layanan terbaik di bidangnya dan menggabungkan keahlian dengan ekosistem teknologi Gojek supaya berdampak lebih luas.
CEO & Founder Jejak.in Arfan Arlanda menuturkan, sebagai sesama perusahaan yang lahir dan berkembang di Indonesia, Jejak.in sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Gojek.
"Kami berharap makin banyak masyarakat yang berpartisipasi aktif menjaga lingkungan dan melindungi kekayaan hayati dengan inovasi teknologi yang kami hadirkan, sehingga inovasi ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dalam skala lebih luas," ujarnya.
Menurutnya fase pertama akan menanam pohon jenis bakau (mangrove) di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta; Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah; dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur.
Sedangkan untuk metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon yang digunakan, mengacu pada rekomendasi ilmiah berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC).
Sementara itu dalam rangka mendorong gaya hidup peduli lingkungan, Gojek sebelumnya juga meluncurkan inisiatif #GoGreener pada September 2019, yang memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.
Melalui inovasi tersebut, hingga Agustus 2020, Gojek berhasil mengurangi penggunaan 3 juta alat makan sekali pakai, setara 10,3 ton plastik.
Pada layanan transportasi, Gojek dan Astra telah berkolaborasi menjalankan uji coba penggunaan motor listrik di Indonesia.
Atas berbagai upaya itu, Pemprov DKI Jakarta turut memberikan apresiasi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengatakan sangat mendukung upaya kolaborasi masyarakat dalam pengembangan hutan kota di Ibukota.
“Kemudahan teknologi seperti ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyelamatkan lingkungan. Kami berharap kedepannya akan muncul inovasi-inovasi teknologi baru di bidang lingkungan," ujarnya.