Temuan Baru Jadi Bukti Planet Venus Kemungkinan Dihuni Alien

Fransiscus Primus Hernata
Selasa, 15 September 2020 | 21:18 WIB
Planet Venus
Planet Venus
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Planet Venus berpotensi memiliki kehidupan yang dihuni mahluk asing atau alien.

Penemuan tersebut merupakan hasil observasi Planet Venus menggunakan teleskop James Clerk Maxwell di Hawaii dan dipastikan menggunakan radio teleskop Atacama Large Millimetre/submillimetre Array atau ALMA di Chile.

Para ilmuwan berkata bahwa mereka telah mendeteksi terdapat kehidupan berbentuk mikroba di dalam awan asam venus yang berbentuk gas yang dinamakan fosfin di planet venus, sebuah tanda kehidupan baru di planet yang dianggap tidak dapat dihuni oleh penduduk bumi.

Ini adalah sebuah penemuan baru yang sangat menggoda bagi para ilmuwan untuk mencari kehidupan baru di luar bumi.

Para peneliti sebenarnya tidak menemukan bentuk kehidupan yang pasti tetapi menurut penelitian sebelumnya mengatakan bahwa fosfin diproduksi oleh bakteri yang hidup di dalam kondisi lingkungan yang memiliki kadar oksigen rendah. Tim saintifik internasional pertama kali mendeteksi phosphine menggunakan teleskop James Clerk Maxwell di hawai dan memastikannya menggunakan radio teleskop Atacama Large Millimetre/submillimetre Array atau ALMA di Chile.

“Sesungguhnya ya sangat terkejut dan terkagum” ujar astronomer Jane Greaves dari Cardiff University di Wales, yang juga seorang Kepala penulis penelitian yang dipublikasi oleh jurnal Nature Astronomy seperti dikutip dari SCMP.

Keberadaan dari kehidupan di luar Bumi telah menjadi pertanyaan utama dalam sains. Ilmuwan telah menggunakan satelit dan teleskop untuk mencari biosignature (tanda-tanda biologis) sebuah tanda tidak langsung kehidupan di planet lain dan di bulan di dalam sistem tata surya kita maupun di luar tata surya.

“Dengan apa yang kita ketahui saat ini dari venus, kemungkinan paling terbesar untuk menjelaskan fosfin meskipun terdengar sangat fantastis yaitu kehidupan,” menurut astrofisikawan dan rekan penulis dari institute Teknologi Massachusets Clara Sousa-Silva.

“Saya juga harus menekankan bahwa kehidupan, sebagai sebuah penjelasan dari apa yang kita temui, sudah seharusnya dan seperti biasanya digunakan sebagai pilihan terakhir,” tambahnya.

Dia menambahkan hal ini sangat penting dikarenakan, apabila itu merupakan fosfin, maka itu adalah kehidupan, yang berarti manuska tidak sendirian, dan itu juga bisa berarti bahwa kehidupan itu sendiri menjadi sangat wajar, dan pasti terdapat banyak planet yang tidak dapat dihabitasi tersebar di galaksi.

Fosfin merupakan atom fosforus dengan tiga atom hydrogen terikat yang sangat berbahaya bagi mnusia

Teleskop yang berada di bumi seperti yang digunakan di dalam penelitian ini membantu peneliti untuk mempelajari senyawa kiwia dan karakteristik lainnya dari objek astronomis.

Fosfin telah terlihat dari 20 bagian per miliar di dalam atmofir venus, yang merupakan sebuah jejak terkonsentrasi. Greaves berujar bahwa para peneliti terlah memeriksa beberapa sumber non-biologis berpotensial lainnya seperti, Vulkanisme, meteorit, petir dan beberapa tipe reaksi kimia lainnya, tetapi tidak ada yang terlihat layak. Penelitian juga dilanjutkan untuk mengkonfirmasi keberadaan kehidupan maupun untuk mencari penjelasan alternatif lainnya.

Venus merupakan planet yang paling dekat dengan bumi. Menyerupai secara struktur tetapi sedikit lebih kecil dibandingkan dengan bumi, dan juga merupakan planet kedua dari matahari. Sedangkan bumi merupakan planet di urutan ke tiga.

Venus diselimuti oleh atmosfer yang tebal dan beracun yang mengurung panas. Dengan temperature permukaan  hingga 471 derajat celcius yang dapat melelehkan timah.

“Saya hanya mampu berspekluasi mengenai kehidupan apa yang dapat bertahan hidup di Venus, apabila memang terdapat kehidupan disana. Tidak ada kehidupan yang dapat bertahan di permukaan venus, dikarenakan di tempat tersebut tidak dapat dihuni secara menyeluruh, bahkan untuk biokimia yang benar-benar berbeda dengan kita.” Ujar Sousa-Silvia.

“Tetapi dahulu kala, Venus mungkin saja memiliki kehidupan di permukannya, sebelum efek rumah kaca yang tidak dapat terkendali membuat wilayah mayoritas planet tersebut benar-benar tidak dapat ditinggali," lanjutnya.

Beberapa peneliti telah menduga di awan tinggi yang terdapat venus, dengan temperature yang rendah sekitar 30 derajat celcius dapat mengandung mikroba udara yang dapat bertahan dalam kondisi asam yang ekstrim. Awan ini terdiri dari 90 persen asam sulfurik dimana mikroba yang berada di bumi tidak dapat bertahan dengan kondisi asam tersebut.

“Jika itu merupakan mikroorganisme, mereka dapat memiliki akses terhadap sedikit cahaya matahari dan air, dan mungkin dapat hidup di butiran air untuk mencegah mereka dari dehidrasi, tetapi mereka membutuhkan sebuah mekanisme yang tidak diketahui untuk melindungi mereka dari korosi yang disebabkan asam” Ujar Greaves.

Di dalam bumi, mikroorganimse di lingkungan anerobik sebuah ekosistem yang tidak berggantung pada oksigen  memproduksi fosfin. Hal ini termasuk limbah pabrik, rawa-rawa, ladang padi, tanah rawa, sedimen danau dan sisa ekskresi maupun sistem usus yang terdapat pada banyak binatang. Fosfin juga muncul secara non-biologus pada kondisi industrial tertentu.

Untuk memproduksi fosfin, bakteria bumi membutuhkan fosfat dari mineral atau material biologis dan ditambahkan hidrogen.

“Kita telah melakukan upaya terbaik kita untuk menjelaskan penemuan ini tanpa menggunakan proses biologis. Dengan pengetahuan saat ini mengenai fosfin dan venus, serta geokimia, kita tidak dapat menjelaskan keberadaan fosfin di awan Venus. Hal tersebut bukan berarti itu kehidupan. Tetapi itu berarti pengetahuan kita terhadap proses pembentukan fosfin dan venus butuh dikembangkan lebih lanjut” Ujar Sousa-Silva

Venus seharusnya berbahaya bagi fosfin, dikarenakan atmosfir dan permukaannya kaya akan komponen oksigen yang dapat bereaksi secara cepat dan menghancurkan fosfin.

“Terdapat sesuatu yang memproduksi fosfin di venus secepat proses penghancuran mereka” Ujar rekan penulis Anita Richards, seorang astrofisikawan yang terasosiasi dengan Universitas Manchester Inggris

Administrator NASA Jim Bridenstine di Twitter menganggap penemuan terbaru ini sebagai “salah satu perkembangan paling signifikan dalam perkembangan kasus kehidupan di luar bumi”.  Diantara misi yang sedang dipertimbangkan oleh US Space Agency salah satunya adalah mengirimkan satelit menuju atmosfer Venus.

“Sudah saatnya bagi kita untuk memprioritasi Venus” tulis Bridenstine.

Meskipun sebelumnya terdapat pesawat robot yang telah mengunjungi Venus, satelit baru mungkin dibutuhkan untuk mengkonfirmasi ada tidaknya kehidupan.

   

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper