Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan elektronik, Xiaomi menyatakan strategi yang ditempuh perusahaan hingga 2022 adalah berfokus pada ponsel pintar yang berbasis pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT).
Head of Public Relations Xiaomi Indonesia, Stephanie Sicilia mengatakan bahwa dengan strategi tersebut perusahaan akan mendorong bisnis ponsel pintar dan perangkat pintar secara paralel. Dia meyakini strategi tersebut mampu mendorong Xiaomi menjadi pemimpin dalam industri gaya hidup pintar.
“Kami optimistis bahwa Xiaomi tidak saja bertahan [hingga 2022], tetapi akan terus meningkat hingga menjadi brand yang akan dicintai oleh penggunanya,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin, (7/9/2020).
Dia mengamini bahwa pandemi Covid-19 menjadi waktu yang menantang bagi industri ponsel pintar global, termasuk Indonesia. Stephanie mengatakan bahwa Xiaomi mengantisipasi hal tersebut dengan terus menciptakan produk dengan harga sebenarnya.
Menurut catatan Bisnis.com, Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memprediksi pasar ponsel pintar akan pulih pada 2022 atau dua tahun lagi. Adapun pada 2023 diprediksi perangkat 5G akan mendominasi sekitar 50 persen dari seluruh pasar ponsel pintar.
Adapun Menurut laporan terbaru Counterpoint Research, merek China memiliki porsi besar dalam pasar ponsel pintar Indonesia yang menyumbang 73,3 persen dari sisi market share dan pengiriman.
Stephanie pun mengatakan bahwa untuk pasar Indonesia perusahaan tidak merilis angka penjualan secara berkala kecuali tingkat global.
Namun, dia mengungkapkan bahwa pendapatan dari segmen ponsel pintar pada semester I/2020 mencapai 61,952 miliar renminbi dengan pengiriman sebesar 28,3 juta unit.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa jumlah perangkat pintar yang terhubung dengan platform IoT milik Xiaomi tumbuh dari 252,2 juta unit menjadi 271 juta unit per 30 Juni 2020.