Bisnis.com, JAKARTA - Rencana ByteDance untuk menjual unit bisnis layanan konten video TikTok kepada Microsft akan terganjal regulasi baru dari Pemerintah China terkait ekspor teknologi informasi (TI).
Cui Fan, Guru Besar Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional China, mengingkatkan bahwa ByteDance harus mematuhi prosedur persetujuan berdasarkan revisi terbaru katalog teknologi China yang tunduk pada larangan atau pembatasan ekspor, terkait dengan rencana penjualan operasional Amerika Serikat (AS) aplikasi berbagi video tersebut.
"Sebagai perusahaan inovatif yang berkembang pesat, ByteDance memiliki banyak teknologi mutakhir dalam kecerdasan buatan (AI) dan berbagai bidang lainnya, dan beberapa teknologi mungkin telah tercakup dalam katalog terbaru itu," kata Cui Fan, seperti dilaporkan Xinhua, Senin (31/8/2020).
Katalog yang telah direvisi itu, dirilis pada Jumat (28/8) oleh Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menambahkan total 23 produk yang tunduk pada aturan pembatasan ekspor.
Dua produk baru dalam kategori teknologi pemrosesan informasi di industri layanan komputer disebut Cui relevan dalam kesepakatan TikTok, yaitu "teknologi layanan informasi push yang dipersonalisasi berdasarkan analisis data" dan "teknologi antarmuka interaktif kecerdasan buatan."
Perkembangan pesat bisnis internasional ByteDance dibangun di atas dukungan teknis kuat yang berbasis di China, kata Cui, seraya menyebut bahwa tindakan perusahaan untuk menawarkan layanan algoritme inti ke beberapa cabang di luar negeri merupakan ekspor layanan teknis.
"Agar bisnis internasional dapat terus beroperasi dengan lancar, siapa pun pemilik dan operator barunya, kemungkinan besar perlu ada transfer kode perangkat lunak atau hak penggunaan dari dalam China ke luar China," jelas Cui. "Penyediaan layanan teknis dari dalam China ke luar China juga mungkin diperlukan."
"Oleh karena itu, disarankan agar ByteDance mempelajari katalog yang telah direvisi itu dengan cermat, serta dengan serius dan hati-hati mempertimbangkan apakah perlu untuk menangguhkan negosiasi substantif atas transaksi terkait, sesuai dengan penerapan hukum dan prosedur pelaporan, kemudian mengambil tindakan lebih lanjut yang sesuai," kata Cui.
TikTok yang operasionalnya berada di Amerika Serikat menjadi incaran akuisisi oleh perusahaan besar dunia.
Setelah Microsft, kemudian muncul Walmart yang ingin bersinergi dengan Microsoft dalam proses akusisi TikTok tersebut.
Sementara itu Bloomberg melaporkan bahwa Centricus dan Triller Inc juga berniat mengakauisisi TikTok.