Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai bentuk kepedulian Gojek untuk memastikan mitra GoFood terlindungi dari modus penipuan berbasis teknik rekayasa sosial, Gojek konsisten memberikan pelatihan peningkatan kompetensi keamanan digital para mitra UMKM.
Upaya yang ditempuh super apps besutan anak bangsa ini semata-mata dilakukan atas kesadaran pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha maupun data pribadi dalam transaksi secara digital.
Novi Tandjung, Head of Merchant Platform Business Gojek mengatakan bahwa seluruh upaya inovasi teknologi Gojek dan edukasi kompetensi keamanan digital bagi mitra usaha diharapkan dapat mendukung dalam melindungi keamanan data pribadi dan data usaha para mitra.
"Semua dilakukan agar para mitra dapat menjalankan bisnis dengan aman, dan mampu terus bertumbuh serta #MelajuBersamaGojek”, terang Novi seperti dalam rilis yang diterima, Jumat (28/8/2020).
Novi menjelaskan bahwa pihaknya telah memfasilitasi para mitra UMKM yang bernaung di bawah GoFood untuk meningkatkan kompetensi keamanan digitalnya. Salah satunya dengan menyematkan berbagai fitur keamanan pada aplikasi GoBiz yang telah menjadi andalan mitra selama ini dalam mengelola bisnisnya.
Diantara fitur keamanan yang dapat diakses melalui aplikasi GoBiz itu adalah verifikasi PIN validasi terhadap driver yang mengambil pesanan, fitur pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, manajer, dan kasir.
Selain itu juga fitur konfirmasi sebagai pemilik untuk verifikasi kepemilikan data sebagai pemilik outlet.
Menurutnya dengan berbagai fitur tersebut, informasi data sensitif dan akses fitur premium hanya dapat diakses oleh pemilik outlet.
Gojek, lanjutnya, menyadari pentingnya untuk memberikan edukasi ini secara berkesinambungan setelah semakin banyak UMKM yang merambah teknologi digital untuk mengembangkan usahanya di masa pandemi.
Gojek mencatat sekitar lebih dari 120.000 UMKM mendorong pivot bisnisnya ke ranah digital dengan bergabung melalui program #MelajuBersamaGojek agar mereka dapat memperoleh akses terhadap solusi bisnis dari hulu ke hilir dan inklusif.
Selain itu, pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha dan data pribadi menjadi topik yang terus didorong secara reguler oleh GoFood kepada mitra UMKM kuliner melalui berbagai kanal seperti aplikasi GoBiz, situs resmi www.gobiz.co.id, media sosial, dan Komunitas Partner GoFood (KOMPAG).
"Oleh karenanya kompetensi keamanan digital yang baik menjadi kunci utama dalam melindungi diri saat dihadapkan dengan upaya penipuan dengan teknik rekayasa sosial atau yang sering kita kenal sebagai manipulasi psikologis, yang tengah menjadi tren modus penipuan digital," terangnya.
Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada dalam kajiannya bertajuk 'Peningkatan Kompetensi Keamanan Digital di Indonesia : Analisis Fenomena Penipuan dengan Teknik Rekayasa Sosial', mengungkapkan jika penipuan dengan teknik rekayasa sosial bisa terjadi karena penipu memanfaatkan ketidaktahuan dan kelemahan pengguna platform digital.
Hal itu lantaran akibat minimnya kompetensi keamanan digital pengguna platform tersebut.
Menurut Adityo Hidayat, Researcher CfDS, penipu menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika, misalnya dibuat senang dengan iming-iming hadiah.
"Contoh kelemahan psikis itu terjadi ketika pengguna teknologi dikondisikan untuk merasa ketakutan maupun kegirangan. Sehingga, diperlukan kesadaran dan radar kehati-hatian untuk lebih sensitif terhadap modus manipulasi psikologis,” jelasnya.