Bisnis.com, JAKARTA- Pandemi Covid-19 telah membuat arus suplai bahan baku perangkat internet of things (IoT) dari luar negeri ke Indonesia tersendat. Kehadiran penyuplai suku cadang IoT dari dalam negeri dibutuhkan untuk mengurai masalah tersebut.
Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat konsep IoT saat ini masih bergantung dari luar negeri.
Para pembuat perangkat (makers) IoT masih mengimport bahan-bahan dari negara lain seperti China dan Eropa. Saat pandemi Covid-19, arus logistik dunia melambat seiring dengan kebijakan lockdown yang diterapkan masing-masing negara.
“Kita perlu lokal suplai chain. Ini kita butuhkan peran semua untuk bangun lokal ekosistem. Kita masih tergantung import sekitar 50 persen. Jadi hal-hal seperti itu yang harus disiapkan,” kata Teguh kepada Bisnis.com beberapa waktu lalu.
Teguh mengungkapkan bahwa industri IoT saat ini dalam tahap pemulihan usai tertekan pada kuartal II/2020 lalu. Para pelaku usaha IoT sepanjang 6 bulan pertama 2020 berusaha menemukan model bisnis yang tepat di saat pandemi Covid-19.
Dia memprediksi bahwa pada kuartal IV/2020, industri IoT bakal mulai mencatat nilai positif didorong oleh implementasi IoT di sektor kesehatan, keamanan, dan otomasi produksi. Sayangnya Teguh tidak menyebutkan proyeksi industri IoT hingga akhir tahun karena masih dalam tahap konsolidasi data.
Sekadar catatan, industri IoT meliputi beberapa bagian sepeti perangkat keras, perangkat lunak, hingga jaringan.
“Termasuk transformasi digital oleh pemerintah. Semoga bisa memperbaiki penurunan yang terjadi pada Q2 kemarin,” ujarnya.