Bisnis IoT Mulai Bidik Segmen Pemda, Ini Keunggulannya

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 26 Agustus 2020 | 13:16 WIB
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah daerah menjadi lumbung baru bagi pertumbuhan bisnis internet of things (IoT) di Tanah Air. Pandemi Covid-19 membuat implementasi konsep IoT di pemerintahan menjadi semakin penting.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan pemanfaatan konsep tersebut di kalangan pemerintahan, baik daerah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengalami pertumbuhan seiring dengan perubahan pola pikir pemerintah daerah. Pemda melihat teknologi tidak lagi sebagai inovasi yang dapat menekan biaya belanja modal, tetapi termasuk biaya operasional.

Teguh mencontohkan jika dahulu pemda berinvestasi pada lampu LED hanya untuk menghemat belanja modal karena lebih awet. Namun, saat ini dengan adanya tuntutan efisiensi anggaran maka LED tersebut dilengkapi dengan IoT yang dapat hidup dan mati sendiri tanpa operator.

“Pemda berpikir bagaimana bisa mengoptimumkan capex dan opex. Jadi dua itu baru bisa terwujud jika investasi di IoT,” kata Teguh kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.

Teguh menambahkan dalam mendorong penetrasi industri IoT ke pasar pemerintah, asosiasi juga menggalakan program IoT goes to BUMN, dengan memperkenalkan solusi IoT yang relevan dengan kebutuhan perusahaan BUMN.

Sejauh ini pasar pemerintah berkontribusi cukup besar dalam industri IoT. Diperkirakan 15 persen dari total pasar IoT di Tanah Air berada di pemerintahan. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah. Adapun sektor lain yang menjadi pasar IoT adalah kesehatan, manufaktur dan pertanian.

Teguh mengakui meski secara pangsa pasar cukup besar, untuk masuk ke pasar pemerintahan bukanlah hal yang mudah. Model pengadaan barang di pasar pemerintah umumnya hanya berlaku selama 1 tahun setelah itu pemerintah daerah harus melakukan lelang kembali.

Adapun, manajemen layanan IoT adalah jangka panjang sekitar 5 tahun agar biaya perangkatnya murah. “Ini kendala pengadaan. Jadi harus diperbaharui terus,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper