Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya, pengiriman produk ponsel pintar Huawei melaju ke posisi pertama pada kuartal II/2020 di tengah tekanan sanksi dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Berdasarkan laporan Canalys, Jumat (31/7/2020), pengiriman Huawei mencapai 55,8 juta atau menguasai pasar ponsel pintar pada kuartal II/2020. Meski demikian, angka ini tercatat turun 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Posisi kedua ditempati oleh Samsung dengan jumlah pengiriman sebanyak 53,7 juta atau turun 30 persen year on year (yoy).
Di sisi lain, pengiriman Huawei ke luar negeri merosot 27 persen pada kuartal II/2020 yoy akibat sanksi dari Amerika Serikat. Alhasil, pengiriman Huawei ke pasar China terdongkrak 8 persen dan saat ini lebih dari 70 persen produknya dipasarkan di Negeri Tirai Bambu ini.
“Ini adalah hasil yang menggembirakan yang diprediksi sebagian orang pada tahun lalu. Jika bukan karena Covid-19, ini tidak akan terjadi. Huawei telah memanfaatkan pemulihan ekonomi China untuk mendongkrak bisnisnya,” kata analis senior Canalys, Ben Stanton.
Lebih lanjut, Samsung hanya memiliki pangsa pasar yang sangat kecil di China yakni kurang dari 1 persen. Ekonomi di pasar utama Samsung yakni Brazil, India, dan Amerika Serikat cukup terpukul akibat pandemi Covid-19.
“Menjadi nomor satu adalah cukup penting bagi Huawei. Huawei sangat ingin menampilkan kekuatannya di pasar domestik, penyuplai komponen, dan developer. Perusahan ini harus meyakinkan mereka untuk berinvestasi dan memperluas kesuksesannya ke khalayak luas," jelas analis Canalys Mo Jia.
Kendati demikian, dia mengemukakan sangat sulit bagi Huawei untuk mempertahankan posisinya saat ini dalam jangka panjang.
“Mitra-mitra penting di pasar kunci misalnya Eropa, mulai menghindari Huawei, mengurangi produknya, dan membawa merek baru untuk mengurangi risiko. Kekuatan China saja tidak cukup untuk menolong keberlanjutan Huawei di pasar global,” urainya.